BATAM, Realitasnews.com - Kota Batam akan genap berusia 193 tahun
pada 18 Desember 2022. Dengan mengusung tema Batam Kota Baru, dalam artian semangat
baru dalam sinergitas.
Baru juga dapat dimaknai
menjadikan Batam kota baru yang sanggam, molek dan bedelau dalam mewujudkan
visinya sebagai bandar dunia madani yang modern dan sejahtera. Dengan semangat
Batam Kota Baru, mengembalikan cita-cita B.J. Habibie.
Tak lupa akan sejarah, Wali Kota
Batam, Muhammad Rudi bersama Wakil Wali Kota Batam, Amsakar Achmad serta
Forkompinda Kota Batam Ziarah Ke Makam Zuriat Raja Isa Alias Nong Isa,
"Tokoh yang kita angkat
dalam menentukan Hari Jadi atau Ulang Tahun Batam," kata Rudi, Kamis
(15/12/2022).
Dalam kesempatan itu Rudi pun
bercerita bagaimana awal adanya Kota Batam. Sebagaimana diketahui awal abad
ke-19, Raja Isa atau Nong Isa bersama rombongan keluarga kerajaan telah
berpindah dari pusat kerajaan Riau-Lingga dan membuka wilayah baru di Nongsa.
Lalu menyusul kepercayaan
kerajaan kepada Raja Isa alias Nong Isa sebagai pemegang perintah atau wakil
kerajaan pada 22 Jumadil akhir 1245 hijrah, bersamaan dengan 18 Desember 1829
masehi. Momentum historis ini telah kita sepakati sebagai titik-tolak penetapan
hari jadi, hari lahir atau hari ulang tahun Batam.
Penetapan hari jadi Batam yang
bertitik tolak dari peristiwa pelimpahan wewenang kepada Raja Isa atau Nong Isa
oleh Kerajaan Riau-Lingga tersebut harus terus kita ingat dan sosialisasikan,
sehingga masyarakat Batam mengetahui sepenuhnya, mengapa hari jadi batam ditetapkan
pada tanggal 18 desember.
"Sebagaimana kita ketahui
bersama, dengan dilimpahkannya wewenang oleh Kerajaan Riau-Lingga kepada Raja
Isa atau Nong Isa, kawasan ini terus berkembang, pemerintahan pun tertata,
penduduk pun bertambah, pemukiman dan perkebunan juga meluas sehingga nongsa
dan pulau batam sekitarnya kian ramai," kata Rudi.
Semangatnya Raja Isa alias Nong
Isa pada tahun 1831, Nongsa, termasuk pulau batam dan sekitarnya yang berada
dalam wilayah Kerajaan Riau-Lingga, terus berkembang. Hingga tahun 1882,
kawasan Kepulauan Batam telah terbentuk menjadi tiga bagian yang masing-masing
memiliki pemerintahan terpisah yang disebut wakilschap sebagai wakil Kerajaan
Riau-Lingga.
Kelak, tiga daerah wakilschap ini
kemudian dilebur menjadi 2 wilayah yang dipimpin oleh seorang pribumi
berpangkat amir yang berkedudukan di pulau buluh, dan seorang berpangkat kepala
yang berkedudukan di Nongsa. Berdasarkan besluit kerajaan Riau-Lingga nomor 9
tanggal 1 oktober 1895, Raja Mahmud Bin Raja Yakub Bin Raja Isa menjabat wakil
kerajaan berpangkat kepala berkedudukan di nongsa, serta Tengku Umar Bin Tengku
Mahmud sebagai wakil kerajaan berpangkat amir dan berkedudukan di batam.
"Di masa kemerdekaan, Pulau
Batam dan sekitarnya menjadi kecamatan dan pusat pemerintahannya berada di
pulau buluh, lalu kemudian pindah ke Belakangpadang," katanya.
Dalam perjalanan berikutnya,
Batam kemudian terus mendapat sentuhan pembangunan, sehingga tumbuh dan berkembang
menjadi sebuah kota tersohor di negeri ini. Sebuah kota industri, pariwisata
dan alih kapal yang namanya harum semerbak ke seluruh pelosok negeri bahkan ke
mancanegara.
"Banyak komponen dan elemen
telah turut serta membangun Batam. Mulai dari Otorita Batam, Pemerintah
Administratif Batam, sampai ke era Otonomi Daerah," katanya.
Dijelaskan Rudi, mengingat sebuah
momentum sejarah sebagai titik tolak penetapan Hari Jadi Batam, adalah sebuah
tanggung-jawab bersama untuk membuat sejarah agar dikenang generasi yang akan
datang.
"Kita harus menoreh bakti
kepada kota kita tercinta agar dikenang generasi yang akan datang, sebagaimana
kita mengenang torehan monumental dalam perjalanan masa lalu. Mengenang sejarah
bagi generasi hari ini, sama pentingnya dengan menoreh bakti agar dikenang
generasi mendatang," katanya.
Rudi juga menjelaskan tema Batam
Kota Baru pihaknya sinergikan potensi Pemko Batam dan BP Batam. Dengan semangat
Batam Kota Baru, Rudi mengajak untuk mewujudkan Batam sebagai bandar atau kota
terpenting di indonesia, bahkan di dunia.
Dalam konteks pembangunan di
segala bidang, pemerintah dan masyarakat, khususnya pemerintah kota dan BP
Batam, menjadikan Batam Kota Baru itu sebagai obsesi dan cita-cita kolektif
serta kebanggaan bersama. Sampai saat ini, seperti yang sudah terlihat,
pemerintah kota dan BP Batam telah memulai sinergitas “Batam Kota Baru” dengan
membangun berbagai infrastruktur penting yang bermuara pada kesejahteraan masyarakat.
"Pelebaran jalan dan
bundaran, pembangunan fly- over (laluan madani), rumah ibadah, fasilitas umum
dan sebagainya," katanya.
Pembangunan yang dimulai dari infrastruktur tujuannya tiada lain, yaitu agar batam semakin maju. Agar batam terdepan di tanah air. Agar batam dapat mengimbangi negara tetangga (Malaysia dan Singapura). Agar Batam sanggam, molek dan bedelau sebagai kota pariwisata sekaligus kota yang sanggam, molek dan bedelau juga bagi warganya.
Selaras dengan semangat dan cita-
cita bersama serta tetap dalam sinergitas yang kompak dan kolektif, pemerintah
kota dan BP Batam akan meneruskan pembangunan dengan mewujudkan rancana
pengembangan kawasan ekonomi khusus (KEK) kesehatan di Sekupang.
Juga pengembangan Pelabuhan Batu
Ampar dan Bandara Hang Nadim dalam rangka menunjang sektor logistik. Termasuk
pengembangan akses jalan untuk menopang mobilisasi barang maupun orang ke
bandara hang nadim dan nongsa. Semuanya dilakukan berorientasi pada visi Batam
sebagai bandar dunia madani yang modern dan sejahtera.
Pembangunan berkelas dunia yang
selaras dengan perkembangan zaman, dan semuanya bermuara pada kesejahteraaan
masyarakat.
Nong isa telah menorehkan sejarah
dan kita patri sebagai hari jadi Batam.
"Kita generasi hari ini,
mari bersama menorehkan sejarah untuk dikenang generasi di masa yang akan
datang. Karya gemilang kita hari ini adalah warisan yang akan dikenang sebagai
sejarah. Begitulah peradaban dibangun," katanya.(MC)
Posting Komentar
Facebook Disqus