SEI RAMPAH, Realitasnews.com - Bupati Serdang Bedagai (Sergai) H.
Darma Wijaya melalui Sekretaris Daerah Kabupaten (Sekdakab) H. M. Faisal
Hasrimy, AP, MAP, kembali menegaskan komitmen Pemerintah Kabupaten (Pemkab)
Sergai dalam menekan persentase angka stunting di Tanah Bertuah Negeri Beradat.
Ditemui di ruang kerjanya di
Kompleks Kantor Bupati Sergai, Sei Rampah, Rabu (14/12/2022), Sekdakab
menyampaikan, salah satu langkah yang sudah dilakukan oleh Pemkab Sergai adalah
lewat kegiatan Pengukuran dan Publikasi Stunting yang digelar di Aula Puskesmas
Desa Pon, Selasa (13/12/2022).
Sekdakab Faisal Hasrimy
memaparkan, menurut data organisasi kesehatan dunia (WHO), batasan prevalensi
stunting di suatu wilayah adalah sebesar 20 persen. Secara nasional, jelasnya,
berdasarkan data dari survei status gizi indonesia (SSGI), prevalensi stunting
menurun dari 30,8% pada tahun 2018 menjadi 24,4% pada tahun 2021.
Dia menyebut, fakta tersebut
berbanding lurus dengan Kabupaten Sergai yang juga mengalami penurunan
prevalensi stunting dari 36,2% pada tahun 2019 menjadi 20% pada tahun 2021.
Meskipun Sergai mengalami progres pemberantasan stunting yang sangat baik, tapi
hal tersebut menurutnya tidak lantas membuat seluruh pihak terkait merasa
berpuas diri. Hal ini, katanya, disebabkan target prevalensi stunting yang
harus dikejar sesuai dengan target Sustainable Development Goals (SDGs) yaitu 0
(nol) persen prevalensi stunting pada tahun 2030 di Indonesia.
“ Masalah gizi lain terkait
dengan stunting yang masih menjadi problem kesehatan masyarakat adalah anemia pada
ibu hamil yang ada di angka 48,9%. Kemudian berat bayi lahir rendah atau BBLR
(6,2%), balita kurus atau wasting (10,2%), dan anemia pada balita. Penurunan
stunting memerlukan intervensi yang terpadu, mencakup intervensi gizi spesifik
dan gizi sensitif. Sejalan dengan inisiatif percepatan penurunan stunting,
pemerintah kemudian meluncurkan gerakan nasional percepatan perbaikan gizi
(Gernas PPG) yang ditetapkan melalui Peraturan Presiden No. 42 tahun 2013
tentang Gernas PPG dalam kerangka 1.000 hari pertama kehidupan (HPK),” jabar
Sekdakab panjang lebar.
Dikatakan oleh Faisal, untuk
Kabupaten Sergai dari sasaran balita tahun 2022 sebesar 47.373 jiwa, baru
31.338 (82,4%) balita yang diukur. Dari hasil pengukuran dan pengentrian
terakhir dari aplikasi EPPGBM ini didapati bahwa balita stunting di Sergai
sebanyak 884 balita (2,8%), underweight sebanyak 408 balita (1.3 %), dan
wasting 359 balita (1,1%).
“Pemerintah telah menetapkan
penurunan stunting sebagai prioritas nasional yang dilaksanakan secara lintas
sektor di berbagai tingkatan sampai dengan tingkat desa. Salah satu upaya kita
dalam penanggulangan stunting di Sergai adalah dengan melibatkan seluruh OPD,
lintas sektor, lintas profesi, swasta serta pemberdayaan masyarakat dan desa
dalam konvergensi percepatan penurunan stunting,” jelasnya.
Sekdakab menambahkan, semua yang
terlibat dalam Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) baik tingkat kabupaten,
tingkat kecamatan, dan tingkat desa berkewajiban untuk mendukung
kegiatan-kegiatan pembangunan yang menjadi prioritas nasional dalam percepatan
penurunan stunting.
Oleh karena itu, ia berharap
semua pihak menyusun kegiatan-kegiatan yang relevan dalam upaya pencegahan dan
penurunan stunting.
Baginya, percepatan penurunan
stunting merupakan upaya bersama antara pemerintah daerah dan masyarakat
melalui penggalangan partisipasi dan kepedulian pemangku kepentingan secara
terencana dan terkoordinasi.
Dia mengungkapkan, salah satu
yang dilakukan pada 1.000 HPK dalam percepatan penurunan dan penanggulangan
stunting adalah dengan melakukan berbagai intervensi spesifik dan sensitif yang
salah satu di antaranya adalah melakukan pengukuran dan publikasi hasil
pengukuran kepada seluruh OPD, lintas sektor, lintas program, dan mitra
pembangunan yang berkontribusi dalam konvergensi percepatan penurunan dan
penanggulangan stunting.
Dijelaskan oleh Faisal, dalam
konteks 8 aksi konvergensi percepatan penurunan dan penanggulangan stunting,
pengukuran dan publikasi merupakan aksi ke-7 yang memiliki kedudukan yang
strategis karena di satu sisi mencerminkan kinerja seluruh pihak yang terlibat
namun di sisi lain menjadi masukan bagi seluruh pemangku kepentingan untuk
proses perencanaan dan penentuan kebijakan untuk masa yang akan datang.
“Melalui pengukuran dan publikasi
ini kita memeroleh data prevalensi stunting terkini pada skala layanan
puskesmas, kecamatan, dan desa. Hasil pengukuran panjang badan dan tinggi badan
anak di bawah umur 5 tahun dapat digunakan untuk memperkuat komitmen pemerintah
daerah dan masyarakat dalam gerakan konvergensi percepatan penurunan pencegahan
dan penanggulangan stunting. Hal tersebutlah yang menjadi dasar kita
melaksanakan kegiatan pengukuran dan publikasi,” tuturnya lagi.
Terakhir Sekdakab berharap semoga
dengan terlaksananya kegiatan itu semua menyatukan tekad, pikiran, dan langkah
serta membangun sinergitas dalam irama konvergensi percepatan penurunan dan
penanggulangan stunting.
“Ruang waktu dan kesempatan ini
kita maknai sebagai momentum untuk mengevaluasi dan refleksi terkait peran,
tugas, dan fungsi serta berbagai program dan kegiatan yang telah kita lakukan,”
tutupnya
Posting Komentar
Facebook Disqus