Kebutuhan Air Semakin Meningkat, IPAL Berhasil Diperpanjang
BATAM, Realitasnews.com - Kebutuhan air di Kota Batam diprediksi akan terus mengalami peningkatan mencapai 7.000 liter per detik (lpd) pada tahun 2045.
Direktur Badan Usaha Fasilitas
dan Lingkungan, Binsar Tambunan mengatakan bahwa Batam memiliki
keterbatasan daya dukung lahan dalam mendorong pemenuhan air melalui
bendungan atau waduk.
Menurutnya, perlu strategi
pengembangan kapasitas penyediaan air baku alternatif untuk memenuhi kebutuhan
air minum yang akan terus meningkat dari tahun ke tahun.
Sesuai arahan dari Kepala BP Batam
Muhammad Rudi, Tim BP Batam kemudian mendorong solusi pemenuhan kebutuhan air
minum Batam ke depan, melalui konsep Batam Integrated Total Water Management
(BITWM) strategi Pengelolaan Air dan Limbah Terpadu salah satunya adalah dari
Recycle Instalansi Pengelolaan Air Limbah (IPAL).
“pekerjaan konstruksi IPAL memang
mengalami penundaan akibat pandemi covid-19 dan kendala teknis di lapangan yang
merubah metode kerja. Adapun proyek IPAL Tahap 1 saat ini telah mencapai 90,8
persen.” kata Binsar.
Sementara itu, General Manager Pengelolaan Lingkungan BP Batam, Iyus Rusmana mengatakan dengan sejumlah upaya konsolidasi, Badan Usaha Fasilitas dan Lingkungan BP Batam kemudian berhasil memastikan pekerjaan konstruksi Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) dimulai kembali setelah disetujuinya perpanjangan waktu hingga September 2024 oleh The Export-Import (Exim) Bank of Korea (EDCF) Korea selaku Lender atau Peminjam.
“Kementerian Keuangan RI sebelumnya telah mengirimkan permohonan resmi ke The Export-Import (Exim) Bank of Korea (EDCF) dan telah disetujui.” Ujar Iyus.
“dengan ini, BP Batam
mengharapkan komitmen dari Hansol untuk segera memulai kembali sisa pekerjaan
(10%)." Tambah Iyus.
IPAL Ditargetkan Selesai Pada
2024
Sisa konstruksi pekerjaan IPAL
harus selesai pada 2024. Hal tersebut disampaikan Binsar dan Iyus saat
lawatannya di Kantor The Export-Import Bank of Korea, Seoul, South of Korea,
pada Kamis (22/12/2022) waktu Korea.
Dalam pembahasan turut hadir,
Kepala Satuan Pemeriksa Intern Konstantin Siboro, Kepala Biro Keuangan
Siswanto, Kepala Biro Hukum Alex Sumarna, Manager Operasional dan Pemeliharaan
Unit Usaha Pengelolaan Lingkungan Raden Rara Elly Nugrahini, dan Kasubbag
Dukungan Strategis Pimpinan Batami Lily Marlina.
Ia bersama jajaran, bertemu
dengan Perwakilan dari Economic Development Cooperation Fund (EDCF) The
Export-Import Bank of Korea selaku Lender; Sunjin Engineering &
Architecture Co, Ltd selaku Konsultan pengawas; Hansol Paper Co, Ltd selaku
Kontraktor pelaksana Proyek.
Pertemuan ini secara khusus
membahas action plan tindak lanjut permohonan perpanjangan waktu, jadwal
pengerjaan kontraktor dan supervisi serta timeline penyelesaian proyek.
Komitmen tersebut kemudian dituangkan dalam Memorandum of Meeting (MoM) yang ditandatangani bersama oleh semua pihak, yakni BP Batam, EDCF, Hansol dan Sunjin.
MoM menyatakan komitmen semua
pihak untuk kembali memulai proyek pengerjaan IPAL di Batam sesuai dengan
prosedur dan timeline pekerjaan tepat waktu.
Director of Asia Div III
Philipines and Indonesia, EDCF Operations Dept.1, Mrs. Jinny Lee yang menerima
kunjungan ini menyampaikan apresiasi kepada BP Batam yang telah gigih dan
secara serius menyiapkan solusi kebutuhan air baku bagi Batam melalui IPAL.
“Kami mengapresiasi atas apa yang
telah dilakukan BP Batam, termasuk bagaimana meyakinkan publik bahwa proyek ini
merupakan kebutuhan jangka panjang dan sangat baik bagi lingkungan. Termasuk
bagi Korea dulu ini juga merupakan tantangan.” Kata Jinny.
Korea selama ini mampu
mengembangkan sektor air semenjak 1960. Tercatat Korea berhasil mengembangkan
Waste Water Treatment Facilities / IPAL sebanyak 698 (hingga 2020).
“Kami harapkan BP Batam dapat
mengawal dan kontraktor mengeksekusi pelaksanaan sesuai rencana. Semoga kerja
sama ini dapat terus berlanjut dan membawa manfaat bagi masyarakat.” Tutup
Jinny.(Hms)
Posting Komentar
Facebook Disqus