BATAM, Realitasnews com - General Manager Pengelolaan Lingkungan
Iyus Rusmana selaku PPK proyek Sewerage System Batam (IPAL) mengatakan
Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) merupakan langkah untuk meminimalisir
air limbah yang mencemari lingkungan.
Air limbah rumah tangga maupun
industri mengandung berbagai jenis zat limbah diantaranya limbah dari tubuh
manusia, sisa makanan, minyak, sabun hingga bahan kimia.
"Di rumah, air limbah juga
termasuk air dari wastafel, pancuran, bak mandi, toilet, mesin cuci dan
sebagainya. Dunia industri juga menyumbang sebagian besar air bekas yang perlu
dibersihkan." Katanya.
IPAL merupakan proses yang
digunakan untuk menghilangkan kontaminan dari air limbah dan mengubahnya
menjadi zat atau bahan yang dapat dimanfaatkan kembali ke dalam siklus air.
IPAL menciptakan dampak positif bagi lingkungan dan digunakan kembali untuk
berbagai keperluan.
Sebelumnya, BP Batam telah
melakukan pertemuan sekaligus penandatanganan Memorandum of Meeting (MoM) pada
22 Deseember 2022, dengan Economic Development Cooperation Fund (EDCF) The
Export-Import Bank of Korea selaku lender; Sunjin Engineering &
Architecture Co, Ltd selaku Engineer ; dan Hansol Paper Co, Ltd selaku
Kontraktor Proyek, di Kantor EDCF, Yeongdeungpo-gu, Seoul, Korea Selatan.
MoM menyatakan komitmen semua
pihak untuk kembali memulai proyek pengerjaan IPAL di Batam. IPAL ditargetkan
akan selesai pada akhir 2024, khusus untuk IPAL Domestik Batam.
Delegasi BP Batam kemudian
melakukan kunjungan ke salah satu WWTP Underground (bawah tanah) bernama Clean
Water Management Office (Water Quality Restoration Centre) di Seongnam City Hall, 283 Sampyeong-dong,
Bundang-gu, Seongnamsi, Gyeonggi-do, Korea Selatan.
“Setelah survey dan pelajari bersama, IPAL
domestik ini berkapasitas besar yakni 47.000 m3/hari, lebih dari dua kali lipat
dari IPAL Domestik punya kita yang 20.000 m3/hari.” Kata Iyus.
“Teknologinya sama yakni
memanfaatkan bakteri pengurai. Namun, ada satu yang menarik adalah konsep
buildingnya. IPAL ini meminimalisir ruang, bangunan di bawah (underground)
adalahIPAL dan di atasnya gedung kantor dan ruangan monitoring/control panel
serta gedung lainnya. Ini bagus dan efisien, tapi membutuhkan biaya lebih
besar. Serta kelemahannya adalah bau tinja yang menyengat karena udara terjebak
dalam ruangan meskipun ada exhaust '. Kata Iyus menjelaskan.
Menurutnya, bagi negara maju
pengembangan IPAL sudah tak asing lagi. Masyarakat urban di negara maju juga telah
beradaptasi dengan teknologi ini, dan tertib terhadap pengelompokkan limbah
atau sampah.
"Kita bisa mencontoh mereka,
tentu butuh dukungan masyarakat dari semua baik pemerintah maupun masyarakat,
agar apa yang telah diupayakan dapat membawa manfaat ke depan. Harus ada yang
memulai dan BP Batam sejak 1995 sudah
membangun dan terus mengembangkannya .” terang Iyus.
Seorang perwakilan dari Water
Quality Restoration Center di Seongnam City Hall mengatakan WWTP ini dibangun
sejak 1978 dengan mengusung tema Underground atau bawah tanah. Dengan
memanfaatkan luas bangunan, WWTP dibangun di bawah tanah, sementara operasional
dan administrasi berada di lantai dasar.
Dengan sumber daya manusia hanya
17 orang, IPAL ini beroperasi setiap hari dengan mengolah 47.000 ton limbah
rumah tangga. Air baku hasil pengolahan kemudian dialirkan kembali ke sungai yang
berada di tengah kota Seoul.
“SDM kami sedikit, tapi
multitasking. Skill SDM harus disiapkan dengan baik.” Kata Perwakilan dari
Water Quality Restoration Center di Seongnam City Hall.
Ia juga menambahkan bahwa semua
negara harus segera memulai proyek seperti ini. Fasilitas ini sangat penting
untuk menjaga kesehatan masyarakat dan fasilitas lingkungan.
“Di negara atau kota manapun
harus investasi ini, untuk jaga kesehatan masyarakat. Memang biaya besar, tapi
manfaatnya juga sangat besar termasuk investasi jangka panjang.” Pungkasnya.
Kunjungan kemudian dilanjutkan
dengan melihat sungai buatan di tengah Kota Seoul bernama Kali Cheonggye atau
Cheonggyecheon, tempat dimana hasil recycle water dialirkan dan berada di
tengah kota Seoul.
Dalam kunjungan kerja, hadir Direktur Badan Usaha Fasilitas dan Lingkungan Binsar Tambunan, Kepala Satuan Pemeriksa Intern Konstantin Siboro, Kepala Biro Keuangan Siswanto, Kepala Biro Hukum Alex Sumarna, Kepala Biro Sumber Daya Manusia (SDM) Lilik Lujayanti, Manager Operasional dan Pemeliharaan Unit Usaha Pengelolaan Lingkungan Raden Rara Elly NugrahiniKasubbag Dukungan Strategis Pimpinan Batami Lily Marli.(Hms)
Posting Komentar
Facebook Disqus