BATAM, Realitasnews.com - Badan
Pengusahaan (BP) Batam menggelar rapat "Peluang Investasi Batam dalam
Menghadapi Tantangan Resesi Global" di Hotel Sari Pasific Jakarta, Kamis
(15/12/2022).
Rapat tersebut menghadirkan dua
pengamat ekonomi yaitu Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE)
Indonesia Mohammad Faisal dan Direktur Riset di Institute for Development of
Economics and Finance (INDEF) Berly Martawardaya.
“Sejumlah lembaga dan pakar
memproyeksi perekonomian global akan mengalami resesi, mengatasi hal itu, BP
Batam perlu masukan dan referensi dalam mengambil sebuah tindakan dan kebijakan
agar ekonomi Batam tetap stabil dan unggul untuk tujuan investasi," kata
Anggota Bidang Kebijakan Strategis, Enoh Suharto Pranoto.
Meski demikian, Enoh meyakini
pihaknya optimis Batam akan mampu menghadapi guncangan perekonomian global.
Dijelaskan, saat ini kinerja ekonomi Batam tumbuh menguat di atas enam persen
seiring dengan proyeksi pembangunan infrastruktur Batam di bawah kepemimpinan
Kepala BP Batam Muhammad Rudi.
"Pembangunan Batam kian
masif, proses industri terus berjalan, hal ini tentu akan berdampak pada
membaiknya kinerja ekonomi," ucap Enoh.
Sementara Direktur CORE Indonesia
Mohammad Faisal lebih optimis terhadap peluang ekonomi secara nasional. Ia
menyebutkan investasi di Indonesia tahun 2023 diperkirakan tidak banyak terdampak
pada tekanan ekonomi global.
"Hal ini di dorong dengan
adanya ekonomi domestik yang masih kuat, yang berdampak pada investasi manufaktur
maupun jasa," sebutnya.
“Di lain sisi, tantangan ekonomi
hadir karena tingkat inflasi global yang sangat tinggi dan direspon oleh
berbagai bank sentral di banyak negara dengan cara neningkatkan suku bunga,”
jelasnya menambahkan.
Direktur Riset INDEF Berly
Martawardaya secara spesifik menyampaikan mayoritas investasi di Batam berasal
dari negara Asia.
“Batam sudah baik di sisi
Penanaman Modal Asing, namun sisi Penanaman Modal Dalam Negeri nya harus perlu
lebih ditingkatkan lagi,” ujarnya.
Namun begitu ia menyarankan agar
Batam melakukan sejumlah langkah agar ekonomi Batam tetap stabil dan tumbuh.
Pertama, mengambil langkah diversifikasi investasi selain industri manufaktur.
Kedua, pengembangan orientasi ekspor. Ketiga, pengembangan industri kecil dan
menengah.
"UMKM dapat di tingkatkan
lagi dan mengembangkan pusat bisnis baru agar tidak terpaku di Batam saja,
seperti di Pulau Rempang dan Galang," imbuhnya.
Diketahui, perekonomian global
diprediksi akan menghadapi potensi resesi. Salah satunya dipengaruhi dari krisis geopolitik antara Ukraina dan
Rusia yang berimbas pada krisis pangan dan energi. (Hms)
Posting Komentar
Facebook Disqus