BATAM, Realitasnews.com - Suplai air minum di Kota Batam berasal
dari produksi air di 6 WTP yang tersebar di Pulau Batam, dengan total kapasitas
yang terdistribusi saat ini sebesar
3.430 lpd dari total kapasitas terpasangnya sebesar 3.610 lpd.
Batam merupakan wilayah dengan
kontur tanah yang tidak memiliki sumber mata air. Topografi permukaan juga
memunculkan potensi relief ruang-ruang stress area.
Direktur Badan Usaha SPAM BP
Batam, Memet E. Rachmat mengatakan, stress area di Batam tersebar di wilayah timur
sampai barat kota Batam yang artinya menyeluruh, hampir setiap kecamatan
memiliki stress area.
Stress area ini dikarenakan oleh
kondisi topografi atau elevasi mengakibatkan tekanan tidak cukup untuk membawa
air sampai ke titik tertentu pada elevasi yang tinggi, kapasitas jaringan pipa
yang kurang, kapasitas produksi air yang
menurun disebabkan fluktuatif pada kondisi air di waduk dan WTP.
Lebih lanjut Memet mengatakan
pelanggan yang berada di stress area kurang lebih sebanyak 11.258
pelanggan atau sekitar 4%, dengan rata-rata durasi aliran < 8
jam.
Sementara jumlah pelanggan aktif
saat ini berjumlah 297.358, dimana terjadi penambahan signifikan sebanyak
18.218 pelanggan terjadi dari akhir tahun 2020.
"Stress area ini disebabkan
antara lain oleh kondisi topografi, kapasitas jaringan pipa yang tidak
memadai, kapasitas produksi yang tidak mencukupi dan lainnya. Ini yang menjadi concern kami. " kata
Memet.
Salah satu contoh kondisi yang ia
uraikan adalah pemenuhan kebutuhan air bersih yang belum maksimal bagi warga di
Perumahan Putra Jaya, Tanjung Uncang.
"Sebagai ilustrasi kondisi
disana, suplai airnya sampai dengan saat ini masih mendapatkan durasi suplai
yang terbatas. Air hanya mengalir pada malam hari." ujar Memet.
Menurut pihaknya, masalah utama
dari kondisi tersebut adalah keterbatasan air dari Instalasi jaringan pipa yang
ada saat ini, kontur tanah dan area yang berada diujung pelayanan juga
merupakan faktor yang mempengaruhi penerimaan kuantitas suplai air bersih
perpipaan.
Saat ditanya perihal upaya yang
telah dilakukan pihaknya, Memet mengatakan SPAM Batam telah melakukan
upaya-upaya teknis untuk dapat memberikan penambahan waktu durasi suplai bagi
warga di wilayah tersebut.
"Langkah-langkah yang sudah
dilakukan oleh tim teknis adalah melakukan pengaturan dan simulasi pengaturan
suplai dari Instalasi Pengolahan Air (IPA) Duriangkang, agar dapat menambah
suplai ke area Tanjung Uncang serta aktifitas pengaturan suplai lainnya."
sambung Tuty.
Paralel dengan pengaturan suplai
ini, SPAM Batam terus mengoptimalkan penambahan pengiriman mobil tangki sebagai
upaya paling memungkinkan untuk dilakukan untuk saat ini.
Selain itu langkah dan upaya
percepatan juga akan dilakukan dengan segera yaitu pemasangan pipa jaringan ke
area tersebut.
Sementara itu, ditemui di
kesempatan yang berbeda, Kepala Biro Humas Promosi dan Protokol Ariastuty
Sirait menyatakan pihak BP Batam telah menyiapkan berbagai perencanaan sebagai
langkah-langkah kedepan mengantisipasi situasi kritikal pada stress area.
"Upaya terus dilakukan agar
warga di stress area mendapatkan penambahan air bersih untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari." kata wanita yang kerap disapa Tuty ini.
Selanjutnya, upaya lain yang
segera akan terealisasi adalah penambahan kapasitas produksi di Instalasi Muka
Kuning sebesar 350 L/S.
Ditambah dengan pemasangan
jaringan perpipaan menjadi terobosan jangka pendek-menengah guna menambah
durasi suplai pada area ujung atau stress area.
"Kami terus optimalkan
melakukan pengaturan jaringan perpipaan untuk menambah durasi aliran suplai
air. Langkah jangka pendek, menengah dan jangka panjang kami sedang siapkan,
untuk dapat memenuhi kebutuhan air yang optimal bagi masyarakat." Kata
Tuty.
Solusi jangka menengah yang sedang disiapkan pihak BP Batam untuk dapat meningkatkan ketersediaan air di Kota Batam adalah membangun WTP 350 Lpd di Mukakuning yang akan membantu untuk mengurangi stress area di Batu Aji dan Batam Kota.
Perluasan daerah layanan WTP eksisting juga akan dilakukan seiring dengan bertambahnya WTP yang akan dibangun, sehingga semakin optimal cakupan wilayah layanan dan meningkatkan jam pelayanan air menjadi 24 jam.
Selain itu peningkatan kinerja unit pengolahan juga tetap dilakukan agar produksi air maksimal, dan perkuatan pipa distribusi juga terus dilakukan, sehingga stress area dapat diselesaikan.
"Dengan langkah-langkah yang tengah kami upayakan, kami sangat berharap seluruh masyarakat dapat mendapatkan kebutuhannya akan air secara optimal. Kita harapkan rencana-rencana jangka menengah-panjang, dapat terlaksana sesuai target." Pungkas Tuty.
(R)
Posting Komentar
Facebook Disqus