BATAM, Realitasnews.com - Badan Pengusahaan Batam (BP Batam)
pastikan pekerjaan kontruksi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
dimulai kembali bulan Desember tahun 2022 setelah disetujuinya perpanjangan
waktu hingga September 2024 oleh The Export-Import (Exim) Bank of Korea (EDCF) Korea
selaku lender (pihak peminjam)
Hal ini disampaikan oleh General
Manager Pengelolaan Lingkungan BP Batam, Iyus Rusmana, selaku Pejabat Pembuat
Komitmen (PPK) proyek IPAL BP Batam, pada Jumat (18/11/2022).
“Dari target 114 km
jaringan pipa primer dan sekunder, Tahap 1 yang belum tersambung sekitar
3,7 km 7 titik lokasi, yaitu Pasir Putih, Royal Grande, Citra Indah, Baloi
Ditpam, Eden Park, Kembang Sari, dan Grand Orchid. Setelahnya, dilanjutkan
penyelesaian 11.000 Sambungan Rumah (SR) bulan Desember 2022,” ujar
Iyus.
Proyek IPAL Tahap 1 ini memiliki
area pelayanan di Batam Center dengan total 43 perumahan dengan lokasi
IPAL berada di Bengkong Sadai.
Pengerjaan Proyek IPAL
dilakukan untuk mengatasi pencemaran lingkungan dari air limbah domestik yang
mengalir ke waduk maupun perairan pantai.
Progres proyek IPAL sampai saat
ini telah mencapai 90,8 persen dengan rincian sebagai berikut:
1. Pembangunan IPAL di
Bengkong Sadai telah rampung 100 persen
2. Pembangunan 5 stasiun
pompa telah rampung 100 persen
3. Jaringan pipa keseluruhan
mencapai 93,8 persen
4. Sambungan Rumah (depan
rumah/samping drainase) mencapai 10.000 SR sebesar 69,4 persen
“Pekerjaan sambungan rumah ada
dua fase. Fase 1 sambungan rumah di depan rumah/samping drainase sudah
terpasang 10.000 SR, sedangkan Fase 2 sambungan rumah ke septic tank masih 0
karena menunggu jaringan pipa primer diselesaikan terlebih dahulu,” terang
Iyus.
Iyus mengatakan, pekerjaan
konstruksi mengalami penundaan sejak awal tahun 2020 akibat pandemi covid-19
dan kendala teknis di lapangan yang merubah metode kerja, misalnya pekerjaan
jaringan pipa yang awalnya menggunakan metode open cut berubah menjadi
Pipe Jacking (Boring) akibat ketidakstabilan tanah di lokasi, perubahan
metode pekerjaan ini membutuhkan tambahan biaya yang harus direviu terlebih
dahulu.
Selain itu, saluran pipa yang
melewati sungai, perumahan warga, dan membelah Pengalokasian Lahan (PL)
milik warga, dilakukan pemetaan kembali jalur pipa (re-route).
Iyus menegaskan bahwa proyek
pemasangan tidak terbengkalai atau mangkrak, dimana dalam progres konstruksi BP
Batam selalu melakukan koordinasi rutin dengan Bappenas dan Kementerian
Keuangan RI melalui rapat monitoring dan evaluasi.
Proyek IPAL Tahap 1 ini merupakan
proyek yang akan menjadi percontohan bagi daerah lain. Selain itu,
proyek ini telah mendapat dukungan penuh dari pemerintah pusat.
“BP Batam juga secara aktif
berkoordinasi dengan EDCF, Hansol EME Korea selaku kontraktor, dan Sunjin Eng
& Arch Korea selaku konsultan, untuk memastikan bahwa proyek ini dapat berjalan
dengan baik,” kata Iyus.
“Hingga saat ini Hansol selaku
kontraktor masih melakukan monitoring serta perbaikan aset-aset proyek
meskipun pekerjaan konstruksi tertunda,” lanjutnya.
Termasuk mengajukan perpanjangan
waktu ke Kementerian Keuangan RI dan Bappenas, yang ditindaklanjuti oleh
Kementerian Keuangan RI dengan mengirimkan permohonan resmi ke The
Export-Import (Exim) Bank of Korea (EDCF) dan telah disetujui, dengan
penyelesaian proyek hingga bulan Juni 2024 dan Loan Closing Date pada bulan
September 2024.
Total anggaran
yang dibutuhkan untuk mengerjakan sisa pekerjaan proyek IPAL sebesar
Rp 112,5 miliar yang berasal dari Pinjaman Luar Negeri (Loan) yang
telah sudah tersedia.
Adapun anggaran tersebut akan
digunakan untuk penyelesaian pekerjaan 3,7 km di 7 lokasi, pengadaan peralatan
pendukung operasional, penyelesaian 11.000 Sambungan Rumah (ke septic
tank), penyelesaian mekanikal dan elektrikal, serta commissioning &
training yang akan dimulai kembali pada awal Desember 2022, dan akan
beroperasi di sebagian area pada bulan Oktober 2024.
“Dari kegiatan-kegiatan tersebut
kami pastikan bahwa proyek tidak mangkrak dan masih terus berjalan hingga waktu
yang ditetapkan,” tutup Iyus.
Posting Komentar
Facebook Disqus