"Saya hadir karena sudah
rindu, selama Covid sepertinya baru sekali kita ketemu. Bertemu seperti ini
juga akan membuat masalah selesai," kata Rudi.
Yang ia maksud adalah tantangan
membangun Batam. Hemat Rudi, kolektivitas akan membuat pembangunan akan semakin
mudah dijalankan. Ia menyadari pembangunan tak bisa hanya dilakukan dirinya dan
jajarannya saja.
"Saya, pak Wakil Wali Kota
pak Amsakar, pak Sekda, OPD dan juga di BP Batam tak bisa sendiri. Saya butuh
dukungan RTRW dan tokoh, kami bisa bangun Batam ini karena didukung bapak ibu
semua," imbuhnya.
Keberhasilan pembangunan kini
merupakan buah kebersamaan. Tak ayal, masifnya pembangunan Batam diakui
pemerintah pusat dan .enjadi contoh daerah lain. Bahkan, secara pribadi Rudi
kerap mendapat apresiasi dari berbagai kalangan.
"Atas capaian yang telah kita
raih bersama di Batam, kita wajar berbangga," ucapnya.
Namun derap pembangunan belum
berhenti, Rudi ingin kolektivitas ini tetap terbina ke depan. Bukan rahasia
umum lagi, Batam dengan berbagai lompatan kini terus dikembangkan. Dari
infrastruktur jalan, bandara, pelabuhan dan lain sebagainya.
"Saya ajak kita, mari terus
bersama membangun. Sehingga 2029, dunia akan melihat perubahan total di Batam,
kota ini akan menjadi kota yang maju dan indah," ujarnya, disambut tepuk
tangan yang hadir.
Ia memahami kerja membangun
diperlukan keihklasan hati, hal ini telah dibuktikan oleh perangkat RT/RW yang
ikut menyukseskan pembangunan hingga level yang bersentuhan langsung dengan masyarakat.
Ia berharap hal sederhana,
melalui insentif yang diberikan Pemko Batam dapat membantu RT/RW dalam
menjalankan tugasnya melayani masyarakat. "Saya tahu kerja ikhlas bapak
ibu, pena kertas dan lainnya bahkan pakai uang sendiri. Tetap ikhlas berbuat
untuk masyarakat, , ini akan bernilai ibadah," pungkasnya.
(MCB)
Posting Komentar
Facebook Disqus