BATAM, Realitasnews.com - Wali Kota sekaligus Kepala Badan Pengusahaan (BP) Batam, Muhammad Rudi, meninjau langsung Jalan Hang Kesturi Simpang Industri Taiwan, Nongsa. Kondisi jalan memperihatinkan dan dikeluhkan pengusaha.
Untuk diketahui, ruas jalan ini
menurut statusnya merupakan Jalan Provinsi Kepulauan Riau, berdasarkan
Keputusan Gubernur Kepulauan Riau Nomor 1863 Tahun 2016. Proses pembangunan,
pemeliharaan, serta penjagaan berada pada wilayah Pemerintah Provinsi Kepri.
Karena status itu, Pemko Batam
tak bisa langsung menindaklanjuti secara utuh keluhan pengusaha terkait kondisi
jalan tersebut. Pemko Batam melalui Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air
(DBMSDA) hanya melakukan penanganan darurat.
Perihal penanganan darurat
tersebut, dilakukan dengan menutup jalan berlubang dengan tahap pengerasan
melalui penimbunan menggunakan bauksit dan batu kerikil.
"Kami lakukan untuk
mempertimbangkan keselamatan, kenyamanan warga serta kelancaran aktivitas
lalulintas," ujar Rudi.
Penanganan tersebut dilakukan,
agar kerusakan tidak semakin parah. Terlebih, ruas jalan-jalan tersebut dilalui
oleh kendaraan-kendaraan bermuatan berat karena berada di sekitar area
perindustrian.
"Selanjutnya pekerjaan jalan
akan dikerjakan oleh BP Batam," katanya.
Sebelumnya, kondisi jalan
terlihat sangat memprihatinkan dan berbahaya bagi pengendara, ditambah lagi
daerah tersebut merupakan jalan di area Kawasan Industri.
Bahkan, beberapa pengusaha sudah
mengadu di Muhammad Rudi. Salah seorangnya, Peter Vincent, President Director,
Kabil Integrated Industrial Estate.
Kekhawatiran Peter semakin
menjadi, karena salah satu audit internasional mewajibkan jaminan keselamatan
karyawan yakni Home to Home Safety.
“Dengan kondisi jalan rusak ini,
kita semua itu failed di audit satu, karena dianggap nggak safe jalan untuk
karyawan kita, kami minta bantuan bener-bener pada pemerintah, kalau boleh kami
dibantu secepatnya supaya failed kami di audit internasional agar bisa segera
di atasi," kata Peter.
Peter melanjutkan bahwa untuk
semua proyek Kabil yang scope-nya internasional, maka terdapat aturan dan
prosedur ketat yang ditetapkan, yakni Home to Home Safety.
Prosedur ini mengharuskan
perusahaan memastikan keselamatan karyawan mulai dari rumah menuju lokasi bekerja,
hingga kembali ke rumah dengan selamat. Pihaknya bahkan telah menerima email,
bahwa jalan rusak ini dipertanyakan, dan berpotensi menggagalkan proyek yang
akan dimulai setelah pandemi.
“Kabil saat ini setelah pendemi
kondisinya sangat baik. Oil and gas sudah mulai naik, sekarang Kawasan Industri
Kabil, semua tenant kami sudah menuju full capacity, semua mulai berproduksi
full," kata Peter.
Saat ini Kabil telah bersiap
dengan sejumlah projek besar asal Australia, UK, hingga middle east, yang akan
menyerap 6.000 lebih tenaga kerja.
"Apabila kondisi jalan masih
rusak, terjadi lakalantas, maka perusahaan dianggap gagal proses audit
internasional dan berpotensi kehilangan proyek," katanya. (MC)
Posting Komentar
Facebook Disqus