Peninjauan dilakukan secara
detail, mulai dari interior, eksterior, ornamen masjid, tempat wudhu, taman,
podium mimbar serta penerangan di area masjid.
"Saya ingin masjid ini
selesai tepat waktu dan bangunannya harus bisa bikin jemaah nyaman," ujar
Rudi.
Untuk diketahui, pembangunan
masjid dimulai pada 23 Desember 2020 dan akan selesai pada tahun 2022 dengan
konsep Tanjak Melayu karena tanjak memiliki lambang kewibawaan dan identitas di
kalangan masyarakat Melayu.
"Ini merupakan konsep
bangunan yang pertama di Indonesia, sekaligus merupakan masjid monumental kedua
yang dibangun di Batam," katanya.
Adapun, Masjid Tanjak didirikan
di lahan seluas sekitar 15.797 meter persegi, lantai 1 luas bangunan 2.094
meter persegi, lantai 2 (mezzanine) luas bangunan 468 meter persegi.
Tempat ibadah ini dirancang mampu
menampung jemaah laki-laki di lantai 1 sebanyak 900 jemaah, sedangkan kapasitas
jamaah perempuan pada lantai 2 dapat menampung sebanyak 350 jamaah.
Tinggi bangunan masjid mencapai
39,5 meter, tinggi menara masjid 45 meter dengan biaya pembangunan masjid
mencapai Rp39.937.665.520 dengan sumber pembiayaan Penerimaan Negara Bukan
Pajak (PNBP).
Sebelumnya, Rudi membuat
sejarah dengan membangun Masjid Sultan
Mahmud Riayat Syah di Kawasan Tanjunguncang dan disebut juga merupakan masjid
terbesar di kawasan Sumatera, dibangun di lahan 41.4222 M² dengan luas bangunan
57,144 M². Memiliki kubah utama terbesar di Indonesia, bentangannya mencapai 63
meter.
yang diresmikan pada tanggal 20
September 2019.
Pada kesempatan tersebut, Rudi
menyampaikan bahwa peninjauan ini bertujuan untuk mengecek kesiapan Masjid
Tanjak supaya bisa digunakan masyarakat untuk kebutuhan rohani khususnya pengguna moda transportasi penerbangan saat
tiba atau hendak meninggalkan Batam.
"Saya meminta kepada pihak
pelaksana agar membenahi bagian-bagian bangunan masjid yang masih belum
optimal, sehingga masjid segera dapat digunakan masyarakat untuk beribadah dan
melaksanakan kegiatan keagamaan," ujarnya.(MCB)
Posting Komentar
Facebook Disqus