Dilihat kali
 |
| Panglima Perpat Batam Saparuddin Muda Saat Meninjau Penimbunan Anak Sungai di Sei Nayon Bengkong (21/10/2021) (Fhoto : Parulian) |
BATAM, Realitasnes.com – Panglima Persatuan Pemuda tempatan (Perpat) Kota Batam Saparuddin Muda meminta pihak pengembang agar tidak menimbun anak sungai di Sei Nayon lantaran anak sungai tersebut sangat dibutuhkan oleh masyarakat setempat.
“ Di atas anak sungai ini ada ribuan rumah warga dan anak sungai ini merupakan draenase warga yang tinggal di Sei Nayon ini,” kata Saparuddin saat ditemui sejumlah awak media ketika meninjau penimbunan di Sei Nayon, Bengkong Sadai, Kota Batam,Kamis (21/10/2021)
Ia menyebut diduga keras pihak pengembang tidak memiliki izin Amdal atas penimbunan anak sungai tersebut yang dilakukan oleh pihak pengembang.
“ Awalnya penimbunan ini dilakukan oleh PT Harmoni namun saya kurang tahu perusahaan apa yang menimbunnya,” katanya.
Ia menyebut kasus ini terungkap dan menjadi viral setelah videonya beredar di media sosial. Setelah itu pihak pengembang mengajak untuk melakukan pertemuan. Dalam pertemuan itu disepakati anak sungai tersebut tidak akan ditutup.
Saparuddin menyebutkan saat ini pihaknya sedang menunggu pihak pengembang untuk menunjukkan titik koordinat dari lahannya yang dialokasikan BP Batam.
“ Kami masih menunggu titik koordinatnya dimana dari pihak pengembang apakah pinggiran bibir sungai ini atau tidak,” katanya.
Hingga berita ini diunggah belum diperoleh keterangan dari pihak pengembang terkait penimbunan yang diduga dilakukannya tanpa memiliki izin Amdal. Wartawan kami masih berupaya untuk memperoleh keterangan terkait masalah ini dari pihak pengembang (Lian)
“ Di atas anak sungai ini ada ribuan rumah warga dan anak sungai ini merupakan draenase warga yang tinggal di Sei Nayon ini,” kata Saparuddin saat ditemui sejumlah awak media ketika meninjau penimbunan di Sei Nayon, Bengkong Sadai, Kota Batam,Kamis (21/10/2021)
Ia menyebut diduga keras pihak pengembang tidak memiliki izin Amdal atas penimbunan anak sungai tersebut yang dilakukan oleh pihak pengembang.
“ Awalnya penimbunan ini dilakukan oleh PT Harmoni namun saya kurang tahu perusahaan apa yang menimbunnya,” katanya.
Ia menyebut kasus ini terungkap dan menjadi viral setelah videonya beredar di media sosial. Setelah itu pihak pengembang mengajak untuk melakukan pertemuan. Dalam pertemuan itu disepakati anak sungai tersebut tidak akan ditutup.
Saparuddin menyebutkan saat ini pihaknya sedang menunggu pihak pengembang untuk menunjukkan titik koordinat dari lahannya yang dialokasikan BP Batam.
“ Kami masih menunggu titik koordinatnya dimana dari pihak pengembang apakah pinggiran bibir sungai ini atau tidak,” katanya.
Hingga berita ini diunggah belum diperoleh keterangan dari pihak pengembang terkait penimbunan yang diduga dilakukannya tanpa memiliki izin Amdal. Wartawan kami masih berupaya untuk memperoleh keterangan terkait masalah ini dari pihak pengembang (Lian)
Posting Komentar
Facebook Disqus