Dilihat kali
BATAM, Realitasnews.com - Anggota Komisi II DPRD Batam, Udin P Sihaloho mengatakan cukup prihatin melihat kondisi industry perhotelan dan restoran saat ini akibat dampak pandemi Corona Virus Disease (Covid-19) banyak hotel yang tidak beroperasi lantaran tamunya sepi.
Sejak awal April lalu banyak hotel melakukan pengurangan waktu kerja, antara 8 hingga 15 hari per-bulannya dan ada yang tutup selama 2 bulan bahkan ada hotel yang sudah tutup sampai batas waktu yang tidak ditentukan.
“ Kami sudah mendapat laporan, saat ini banyak hotel yang membuat jadwal kerja yang di zig - zag artinya dua hari kerja dua hari libur, dan berujung pemotongan gajinya,” kata Udin P Sihaloho saat ditemui di ruang kerjanya, Senin (6/4/2020)
Kader PDI Perjuangan ini juga telah mendapat laporan bahwa pihak hotel akan menutup usahanya lantaran tidak sanggup untuk menutupi biaya opersionalnya sehari-hari seperti, air, lampu dan gaji karyawan.
Dengan kondisi seperti saat ini, katanya, pihak karyawan dan pengusaha hotel supaya saling mengerti sebab sejak adanya pembatasan masuknya wisatawan mancanegara untuk mencegah penyebaran Covid-19 hunian hotel dan restoran turun drastis.
Dikatakannya biasanya tingkat okupansinya diatas 60 %, tapi dengan kondisi saat ini sejak mewabahnya Covid-19, Ia yakin rata-rata mungkin hanya 10 sampai 20 % saja dan ini jelas tidak menutupi biaya operational pihak hotel dan restoran.
“ Kita menghimbau agar para karyawan dan pengusaha hotel agar dapat mengerti dimasa sulit seperti saat ini. Semoga masa-masa sulit ini bisa berakhir sehingga pihak pengusaha hotel dapat bangkit kembali dan memperkerjakan karyawannya seperti biasa,” katanya.
Beliau juga sangat mendukung kebijakan pemerintah dengan kondisi saat ini telah melakukan pengurangan pajak hotel dan restoran sehingga tidak begitu memberatkan para pengusaha.
Sementara itu, Ketua Asosiasi HRD Manager Hotel kota Batam, Sumiati Marzuki saat menghadiri rapat koordinasi Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 kota Batam yang digelar di panggung Utama Dataran Engku Putri kantor Walikota Batam, Batam Centre, mengatakan kosongnya tamu hotel itu lantaran negara Singapura dan Malaysia melakukan lockdown dan dampaknya sangat besar sekali, otomastis tamu yang datang ke kota Batam tidak ada dari kedua negara tersebut, sementara biaya operasional hotel sangat tinggi, dan juga dihadapkan dengan pembayaran gaji karyawan.
Kontribusi industri perhotelan dapat mengumpulkan devisa sebesar Rp 280 triliun,- ke negara pada tahun 2019 lalu, Kepri menjadi nomor dua setelah Bali, se-Indonesia dan karyawan hotel adalah pahlawan devisa.
Beliau mengharapkan perhatian dari Pemerintah Daerah kepada pekerja hotel akibat dampak Covid-19 ini, karena Kepri bisa menjadi nomor dua setelah Bali menggeser Jakarta, itu berkat para pekerja yang bisa dibilang Pahlawan devisa seperti TKI.
(IK/Lian)
Posting Komentar
Facebook Disqus