Ads (728x90)


postviews postviews postviews

Dilihat kali



BATAM , Realitasnews.com - Penggunaan air jika dibandingkan jumlah penduduk Batam sekitar 190 liter per detik. Penggunaan air dengan angka tersebut masyarakat Batam dinilai boros memakai air.

Direktur Badan Usaha Fasilitas dan Lingkungan BP Batam, Binsar Tambunan saat memberi keterangan pers kepada sejumlah awak media perihal Antisipasi Krisis Air di Batam oleh BP Batam dan PT ATB di Gedung Marketing Centre BP Batam, Batam center,  Batam, Kamis (5/4/2020) menghimbau agar masyarakat Batam selalu hemat memakai air lantaran dam Duriangkang sudah mulai kering airnya  disebabkan curah hujan rendah.

" Biasanya dibulan Januari dan Februari masih musim hujan tapi dalam tahun ini curah hujan rendah," katanya.

Ia menyebutkan pada kondisi curah hujan yang minim kita bisa mengirit penggunaan air kita yaitu pada rumah dan juga  saat menyiram tanaman dan pabrik.

“Kondisi volume air di 6 waduk yang ada di Batam semuanya turun mulai 2 sampai 3 Meter. Sesuai dengan pengamatan kita, tiap hari volume air waduk turun 2 Cm. Hal ini diprediksi air waduk kita tinggal 90 hari lagi,” katanya

Ia menyabutkan dalam menanggapi hal tersebut, BP Batam akan melakukan antisipasi dengan melakukan emergency teknologi hujan buatan.

"Saat ini kita telah melakukan kerja sama dengan TMC BPPT (Teknologi modifikasi cuaca badan pengkajian penerapan teknologi). Kajian pemilihan teknologi hujan buatan ini nantinya akan beroperasi selama 14 hari kerja saja, dan akan dilaksanakan selama untuk 1 tahun kedepan,” kata Binsar 

Selain itu, BP Batam tetap berkoordinasi dengan BMKG terkait prediksi hujan turun untuk 3 bulan kedepan.

“Jika dalam waktu 3 bulan kedepan air hujan tidak turun. Kita sedang mengkaji untuk melakukan Pemompaan air baku dari waduk Tembesi ke waduk Muka Kuning dan waduk Duriangkang,”ujarnya.

BP Batam juga meminta kepada seluruh masyarakat kota Batam untuk melakukan doa bersama meminta hujan turun.

Sementara itu, Maria selaku Meneger ATB menjelaskan kondisi krisis air di kota Batam juga diakibatkan meningkatnya pengambilan air baku.

“Hari ini, posisi waduk Duriangkang sudah minus 3,06 Meter. Kondisi ini bukan hanya diakibatkan karena cuaca hujan kita berkurang, tetapi juga karena masalah apstrak dan pengambilan air baku semakin meningkat,” kata Maria.
1
Menanggapi kondisi volume waduk yang terus menurun. ATB sendiri dalam waktu dekat akan melakukan suplai air kepada pelanggan secara bergiliran.

“Kami akan melakukan penggiliran kepada seluruh pelanggan dengan 2 hari off, dan 5 hari on. Penggiliran ini akan mulai dari tanggal 15 Maret 2020. 

Hal ini dilakukan untuk memperpanjang umur Dam hingga 23 hari sampai 6 Juli 2020,” jelas Maria.

PT ATB mengaku, krisis air ini akan berimbas kepada 228,900 pelanggan mendapat hal yang sama untuk mendapat air secara bergiliran. 

Saat ditanyakan masa kontrak PT ATB dengan BP Batam apa di perpanjang?
Maria Y Jacobus selaku Head of Corporate Secretary PT ATB menjelaskan  oh belum nanti 14 November berakhir namun yang pasti kita fokus kepada pelayanan dengan kondisi yang saat ini dengan keterbatasan air baku supaya tidak akan terulang lagi dan ini menjadi tanggung jawab BP Batam kami hanya sebagai operator yang melakukan pengolahan dan pendistribusian,tapi kan BP Batam yang menyediakan ketersediaan sumber air bakunya. 

Jadi yang di kejar BP Batam bagaimana? Jangan sampai ketika kami berakhir di bulan November masalah ini masih juga belum teratasi, terus siapa nanti yang akan melanjutkan pelayanan dalam keadaan kondisi yang seperti ini.

Ia mengatakan PT. ATB melayani sampai bulan November , kecuali BP Batam memperpanjang kontraknya dan mereka akan membuka diri.

(Lian)

Posting Komentar

Disqus