Dilihat kali
BATAM, Realitasnews.com – Mendapat informasi adanya longsor di Kampung Belimbing Kecamatan Bengkong, Wakil Walikota Batam, Amsakar Achmad langsung meninjau lokasi longsor tersebut Selasa (10/12/2019).
Ada lima rumah di Kampung Belimbing Kecamatan Bengkong berada di titik rawan longsor itu. Warga yang menempati rumah tersebut kini sudah diungsikan ke rumah saudara terdekat.
Amsakar Achmad mengatakan untuk sementara warga tersebut tinggal di rumah terdekat. Tapi belum sepakat kalau rumah dibongkar dan sedang di diskusikan dengan warga tersebut.
Ia menjelaskan, ada 4-5 rumah yang masuk kategori retak parah. Namun apabila alat berat ingin masuk untuk melakukan perbaikan, setidaknya ada 10 rumah terdampak.
“Kalau pertimbangan alat berat masuk, sampai ke bawah harus aman,” ujarnya.
Amsakar mengatakan setelah meninjau ini, ia akan berembuk dengan Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air (BMSDA) serta Dinas Perumahan Rakyat, Permukiman, dan Pertamanan (Perkimtan) untuk pola penanganan dan penganggarannya. Menurut rencana, di titik longsor itu nantinya akan dibuat batu miring model bertingkat.
“Tapi tahap pertama, warga bersedia dipindah dulu. Kalau bersedia, kita bisa langsung masukkan alat berat,” kata mantan Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan ESDM.
Menurutnya informasi mengenai longsor di Kampung Belimbing ini ia dapat dari tokoh masyarakat setempat. Beberapa rumah di permukiman ilegal tersebut berada di ujung tebing yang longsor. Sehingga dikhawatirkan akan membahayakan rumah-rumah di bawahnya bila rumah runtuh bersama longsoran tanah.
“Sekarang curah hujan tinggi. Longsor ini bisa segera bertambah lagi. Makanya tak bisa dibiarkan. Saya langsung minta Pak Yumasnur (Kepala Dinas BMSDA) dan Pak Eryudhi (Kepala Dinas Perkimtan) untuk tinjau ke lokasi. Rupanya tak sederhana penanganannya. Akses alat berat cukup sulit. Dan masyarakat terdampak harus setuju direlokasi. Maka kita carikan tempatnya. Setelah ada opsi relokasi, baru kita mulai pekerjaan,” paparnya.
Kepada masyarakat yang tinggal di lokasi rawan banjir dan longsor lainnya, Amsakar berharap agar tetap waspada. Apabila memungkinkan segera lakukan langkah antisipasi.
“Misal cari tempat relokasi sementara. Atau secara permanen cari lokasi yang tidak rawan,” kata dia. (MC)
Ia menjelaskan, ada 4-5 rumah yang masuk kategori retak parah. Namun apabila alat berat ingin masuk untuk melakukan perbaikan, setidaknya ada 10 rumah terdampak.
“Kalau pertimbangan alat berat masuk, sampai ke bawah harus aman,” ujarnya.
Amsakar mengatakan setelah meninjau ini, ia akan berembuk dengan Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air (BMSDA) serta Dinas Perumahan Rakyat, Permukiman, dan Pertamanan (Perkimtan) untuk pola penanganan dan penganggarannya. Menurut rencana, di titik longsor itu nantinya akan dibuat batu miring model bertingkat.
“Tapi tahap pertama, warga bersedia dipindah dulu. Kalau bersedia, kita bisa langsung masukkan alat berat,” kata mantan Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan ESDM.
Menurutnya informasi mengenai longsor di Kampung Belimbing ini ia dapat dari tokoh masyarakat setempat. Beberapa rumah di permukiman ilegal tersebut berada di ujung tebing yang longsor. Sehingga dikhawatirkan akan membahayakan rumah-rumah di bawahnya bila rumah runtuh bersama longsoran tanah.
“Sekarang curah hujan tinggi. Longsor ini bisa segera bertambah lagi. Makanya tak bisa dibiarkan. Saya langsung minta Pak Yumasnur (Kepala Dinas BMSDA) dan Pak Eryudhi (Kepala Dinas Perkimtan) untuk tinjau ke lokasi. Rupanya tak sederhana penanganannya. Akses alat berat cukup sulit. Dan masyarakat terdampak harus setuju direlokasi. Maka kita carikan tempatnya. Setelah ada opsi relokasi, baru kita mulai pekerjaan,” paparnya.
Kepada masyarakat yang tinggal di lokasi rawan banjir dan longsor lainnya, Amsakar berharap agar tetap waspada. Apabila memungkinkan segera lakukan langkah antisipasi.
“Misal cari tempat relokasi sementara. Atau secara permanen cari lokasi yang tidak rawan,” kata dia. (MC)
Posting Komentar
Facebook Disqus