Dilihat kali
BATAM, Realitasnews.com - Pengembangan konsep pengelolaan air dan limbah secara terpadu tengah ditawarkan BP Batam. Konsep tersebut untuk mendukung ketersediaan air di Batam, Rempang dan Galang untuk 30 tahun mendatang.
Hal itu disampaikan Kepala Kantor Air dan Limbah BP Batam, Binsar Oktavidwin Tambunan, usai menjadi pembicara dalam rangkaian forum Indonesia Infrastruktur Week 2019 dengan tajuk “Outlook integrated Utilities Infrastruktur in Indonesia” di JIExpo, Jakarta, Jumat (8/11/2019) pagi.
“Kami menggambarkan mengenai Batam integrated total water management di mana menyinergikan antara potensi ketersediaan air, pengelolaan air limbah, desilanisasi dan daur ulang (rycycle) sistem sehingga hal ini bisa mendukung ketersediaan air sampai tahun 2045 mendatang,” kata Binsar.
Binsar juga menjelaskan bahwa konsep Batam Integrated Total Water Management tersebut merupakan solusi untuk menambah pasokan air bersih di Batam dengan diolah melalui teknologi, rycycle dan desinalisasi untuk memenuhi kebutuhan air bagi masyarakat dan industri.
“Mulai dari air hujan yang ditampung di tujuh waduk kemudian diolah menjadi air bersih, air bersih dalam perjalanannya akan menjadi air limbah, ini akan diolah sehingga tidak mencemari lingkungan maupun sumber air kita,” ujarnya.
Pesatnya pertumbuhan penduduk dan konsumsi air untuk industri dan domestik menghasilkan sebesar 70 persen penggunaan air bersih.
“Waduk kita tidak cukup, kita harus mengintegrasikan sumber air, mengembangkan konsep-konsep sumber air lainnya, sehingga kita bisa memenuhi sumber air, baik melalui rycycle air limbah juga pengelolaan desinalisasi. Karena diketahui kebutuhan air Barelang sampai dengan tahun 2045 sampai tujuh ribu liter per detik atau dua kali kebutuhan air kita saat ini,” ungkapnya.
Ia meyakini melalui solusi total yang ditawarkan akan banyak pihak swasta yang terlibat dalam mengembangkan peningkatan pengelolaan air dan limbah di Batam.
“Investasi di bidang air menarik, seperti diketahui konsesi ATB selama 25 tahun telah menjadi terbaik di Indonesia. Keuntungan profit nya cukup, kemampuan daripada ability to pay masyarakat Batam cukup, sehingga kita rasa banyak investor yang tertarik tanpa perlu jaminan penuh dari pemerintah,” pungkasnya.
(Humas BP Batam/ap)
Pesatnya pertumbuhan penduduk dan konsumsi air untuk industri dan domestik menghasilkan sebesar 70 persen penggunaan air bersih.
“Waduk kita tidak cukup, kita harus mengintegrasikan sumber air, mengembangkan konsep-konsep sumber air lainnya, sehingga kita bisa memenuhi sumber air, baik melalui rycycle air limbah juga pengelolaan desinalisasi. Karena diketahui kebutuhan air Barelang sampai dengan tahun 2045 sampai tujuh ribu liter per detik atau dua kali kebutuhan air kita saat ini,” ungkapnya.
Ia meyakini melalui solusi total yang ditawarkan akan banyak pihak swasta yang terlibat dalam mengembangkan peningkatan pengelolaan air dan limbah di Batam.
“Investasi di bidang air menarik, seperti diketahui konsesi ATB selama 25 tahun telah menjadi terbaik di Indonesia. Keuntungan profit nya cukup, kemampuan daripada ability to pay masyarakat Batam cukup, sehingga kita rasa banyak investor yang tertarik tanpa perlu jaminan penuh dari pemerintah,” pungkasnya.
(Humas BP Batam/ap)
Posting Komentar
Facebook Disqus