Dilihat kali
BINTAN, Realitasnews.com - Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Bintan kembali mengadakan workshop untuk para pengelola wisata mangrove yang dilaksanakan dari tanggal 24 hingga 26 September 2019, di Lohas Wellness Vilage, Bintan, Kepri.
Workshop Tata Kelola Destinasi Pariwisata Mangrove dihadiri oleh 40 perwakilan pengelola destinasi di Bintan. Mulai dari Desa Busung, Tambelan, Kuala Sempang, Desa Pengudang, Desa Penaga, Desa Tuapaya, Kawal, Mapur, Sebong Lagoi.
Juga pengelola eko wisata lain yang ada di bintan, serta komunitas Generasi Pesona Indonesia (GenPI) Bintan. Workshop dibuka oleh Kepala Bidang Eko Wisata Deputi Bidang Pengembangan Industri dan Kelembagaan Kementerian Pariwisata RI, Gunawan Wimbawa SH. MM, Selasa (24/9/2019).
Gunawan Wimbawa mengatakan, potensi wisata mangrove di Indonesia adalah satu-satunya destinasi wisata mangrove terbanyak, dan salah satunya Bintan. Gunawan juga menyebutkan, destinasi wisata mangrove di Bintan sangat berpengaruh kepada wisatawan yang datang.
“Bukan hanya pelaku wisata saja yang bergerak, tetapi pihak pemerintah juga ikut berkontribusi. Apabila substansi tidak berimbang maka pariwisata pun tidak akan berjalan.” Ungkap Kabid yang sudah berbakti selama 35 tahun di Kemenpar itu.
Dirinya menyebutkan, aturan peran pariwisata dalam pembangunan dapat memainkan peran yang relevan dalam pembangunan berkelanjutan. Karena ada 2 alasan utama. Yaitu dinamisme dan pertumbuhan sektor pariwisata.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bintan Wan Rudy Iskandar menambahkan, workshop ini sebagai potensi bagi desa dan pemberdayaan destinasi wisata terutama wisata mangrove. Agar menjadi baik dan dapat memperkuat kelompok pengembangan wisata mangrove.
“Pelatihan juga memberikan pengetahuan agar tata kelola wisata menjadi lebih baik. Seperti manajemen, keamanaan, kenyamanan dan keselamatan.” Ujar Wan Rudy Iskandar.
Wan Rudy memaparkan, sampai saat ini sudah 600 ribu wisatawan mancanegara dan 500 ribu wisatawan nusantara yang sudah masuk ke Bintan.
“Tidak menutup kemungkinan pelatihan-pelatihan yang ada di Bintan seperti ini bisa menjadi penunjang penjualan paket wisata. Sehingga lebih banyak wisatawan yang berkunjung ke Bintan.” Ucapnya.
Dirinya juga berharap, program pemberdayaan akan lebih baik lagi dan lebih peduli lagi karena pariwisata merupakan tulang punggung kabupaten Bintan.
“Semoga kedepannya destinasi wisata mangrove yang ada di Bintan bisa semakin bagus dalam tata kelola. Dan semua pengelola sumber daya alam menjadi pelaku pariwisata berprioritas.” Tutupnya.
(Diskominfokepri)
Posting Komentar
Facebook Disqus