Dilihat kali
JAKARTA,
Dalam lima tahun terakhir ini, pemerintah telah berusaha membangun
infrastruktur secara merata di seluruh penjuru Tanah Air. Pembangunan tersebut
utamanya dimaksudkan agar semakin banyak daerah atau wilayah di Indonesia yang
menjadi terhubung antara satu dengan lainnya.
Dalam acara Silaturahmi Nasional Himpunan Pengusaha
Muda Indonesia (HIPMI) dan buka puasa bersama anak yatim yang digelar di Hotel
Ritz Carlton, Jakarta, Minggu, (26/5 /2019), Presiden Joko Widodo mengatakan
bahwa para pengusaha harus mampu memanfaatkan pembangunan tersebut dengan
menghadirkan sentra-sentra ekonomi baru yang membuat perekonomian semakin
bergerak.
"Ini tugasnya pengusaha melanjutkan apa yang
telah dikerjakan pemerintah ini dengan membangun sentra-sentra ekonomi,
pusat-pusat ekonomi, yang sangat penting bagi pertumbuhan ekonomi kita,"
ujarnya.
Presiden menjelaskan, selama berkeliling Indonesia
dari Sabang hingga Merauke, hampir semua wilayah yang ada memiliki masalah yang
sama, yakni konektivitas. Maka itu, sejumlah pembangunan fasilitas umum seperti
jalan, jalan tol, bandara, dan pelabuhan dilakukan secara besar-besaran.
"Inilah pekerjaan besar kita sehingga dalam
lima tahun ini konsentrasi kita pada membangun infrastruktur. Yaitu agar
konektivitas antarkota, antarkabupaten, dan antarprovinsi itu betul-betul bisa
tersambung," ucap Presiden.
Bersamaan dengan itu, pemerintah juga mengupayakan
reformasi birokrasi secara bertahap dengan tujuan utama untuk membuat proses
perizinan menjadi semakin mudah. Menurut Presiden, penyederhanaan lembaga
mutlak diperlukan agar dapat bekerja dengan lebih efisien dan cepat sehingga
meminimalisir adanya tumpang tindih kewenangan.
"Dalam lima tahun ini telah kita bubarkan 23
lembaga yang kita lihat sudah tidak relevan dengan waktu dan zaman yang ada. Ke
depan saya kira masih banyak lagi nantinya lembaga-lembaga yang memang tidak
kita perlukan yang akan kita hapus dan tiadakan," tuturnya.
Setelah tahapan awal pembangunan nasional melalui
pemerataan infrastruktur, kini pemerintah mulai membidik sektor sumber daya
manusianya (SDM). Kepala Negara menyadari bahwa pembangunan SDM ini memang tak
dapat dilihat hasilnya dengan cepat. Namun, hal ini tetap harus dilakukan agar
Indonesia mampu melompat menjadi sebuah negara maju.
"Ini adalah sebuah syarat bagi fondasi
fundamental ekonomi kita. Apabila ini tidak kita kerjakan, kita akan masuk
kepada _middle income trap_. Banyak sekali negara-negara yang terjebak di situ
dan tidak bisa keluar sehingga tidak bisa melompat masuk pada negara-negara
maju," kata Presiden.
Maka itu, Presiden berharap kepada anggota HIPMI dan
asosiasi lainnya untuk dapat bekerja sama dengan pemerintah guna meningkatkan
kualitas SDM Indonesia sekaligus menyerapnya ke dalam dunia industri. Terkait
hal itu, pemerintah telah menyiapkan pelatihan dan beasiswa besar-besaran untuk
peningkatan kapabilitas SDM nasional.
_"Link and match_ antara dunia industri dengan
pendidikan ini sangat-sangat dibutuhkan. Saya berharap nanti dari Hipmi ada
kerja sama dengan kementerian-kementerian yang ada, dengan daerah, provinsi,
kabupaten, dan kota dalam rangka pembangunan sumber daya manusia sehingga lima
tahun ke depan ini _upgrade_ dari SDM kita betul-betul kelihatan,"
tandasnya.
(Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat
Presiden / Bey Machmudin )
Posting Komentar
Facebook Disqus