Dilihat kali
LINGGA, Realitasnews.com – Bupati Lingga, Alias Wello mengunjungi Radio Bunda Tanah Melayu (RBTM FM), Lingga, Kepuluan Riau.
Dalam kunjungannya itu, Bupati Lingga, Alias Wello yang akrab disapa Awe memaparkan kepada seluruh pemirsah RBTM FM tentang pemerintahannya bersama Muhammad Nizar ( Awe-Nizar) yang sudah tentu membawa perubahan kabupaten Lingga ke arah yang lebih baik lagi dari berbagai sektor seperti : sektor pertanian, perikanan dan pariwisata.
Ia menyebutkan diawal masa kepemimpinan Pemerintahan Awe-Nizar dihadapkan pada berbagai tantangan sehingga harus dapat melakukan mobilitas tinggi dalam ragam aktifitas.
Bupati Lingga Alias Wello yang dikenal energik ini, ternyata menyimpan rahasia yang menjadikannya selalu semangat dalam berbagai aktifitas. Ia mengungkapkan, salah satu rahasianya adalah dikarenakan sudah terbiasa dididik bekerja keras oleh orang tuanya sejak kecil, di dalam lingkungan yang sederhana.
"Kebiasaan-kebiasaan tersebutlah yang menjadikan sampai bisa seperti sekarang, serta selalu bersemangat," ungkapnya saat mengunjungi
Ia melanjutkan, diawal masa pemerintahannya terpaksa membuat kebijakan yang tidak populis dengan merumahkan sebagian besar PTT dan THL Pemkab Lingga, namun hal tersebut dilakukan bukanlah tanpa pertimbangan yang matang. Ada konsekuensi yang harus diambil untuk sebuah perubahan.
“Walaupun dengan berat hati, tapi mau tidak mau, langkah yang tidak populis tersebut harus saya ambil. Namun bukan tanpa pertimbangan, hal tersebut saya lakukan guna menyelamatkan anggaran daerah, hingga bisa menghemat Rp 16 miliar,- per tahun,” katanya.
Awe menuturkan, tidak hanya itu gebrakan lain yang dilakukan juga terbukti mampu menghasilkan efisiensi di semua sektor, hingga evaluasi berbagai program sebelum masa pemerintahannya diantaranya, melakukan evaluasi biaya perjalanan dinas, menunda program non prioritas, serta penyelesaian masalah defisit keuangan daerah dengan membayarkan hutang Pemkab Lingga kepada pihak ketiga.
“Agar birokrasi kite menjadi lebih maksimal, suke atau tidak suke harus dilakukan perubahan, demi menyelamatkan anggaran agar tercipta birokrasi yang sehat. Adapun penghematan anggaran yang dilakukan diawal pemerintahan tersebut, dialokasikan untuk pelayanan dasar, yakni JKLT dibidang kesehatan, serta sekolah gratis 9 tahun dibidang pendidikan,” katanya.
Ia juga menambahkan langkah tidak populis lain yang ditempuhnya, yakni percetakan sawah di Kabupaten Lingga. Kebijakan ini dikenal ‘melawan arus’, namun dengan optimisme yang tinggi, akhirnya program yang awalnya hanya menggunakan dana pribadi, sekarang sudah mulai mendapat perhatian besar dari Pemerintah Pusat yakni Menteri Pertanian RI.
“Sederhana saje, awalnya sebelum percatakan sawah, saye melihat potensinye ade. Waktu itu masih menjabat sebagai ketua DPRD, saya sudah melihat peluangnya. Namun belakangan menjadi luar biase karena adanya doktrin ‘daerah maritim’ dengan kondisi geografis Kabupaten Lingga yang dikelilingi oleh pulau-pulau yang banyak, tapi saya malah ingin membuat sawah.” ujarnya.
Dengan melihat peluang tersebut, terciptalah petak-petak sawah seperti saat ini yang bertitik fokus dibeberapa lokasi di Kabupaten Lingga, diantaranya di Desa Bukit Langkap, Desa Panggak Darat dan Desa Resang yang dibiayai melalui APBN dengan dukungan opsus TNI Angkatan Darat.
Menurutnya, langkah tersebut diambil dengan berbagai pertimbangan, diantaranya peluang menyerap tenaga kerja yang lebih banyak di bidang pertanian. Berkat opitimisme dan progres kerja yang nyata, maka Kabupaten Lingga kini ditetapkan sebagai salah satu lumbung pangan nasional, terutama untuk wilayah Sumatera.
“Kalau di darat (pertanian) seluruh masyarakat bisa melakukannya, laki-laki dan perempuan bisa ikut. Tapi kalau di laut, tak semue orang bise, biasenye kebanyakan laki-laki, apelagi kalau musim angin kencang. Alhamdulillah, Lingga masuk dalam program kemandirian pangan Kementerian Pertanian, dan merupakan satu-satunya daerah di Sumatera dari 7 lokasi Basis Pertanian di Indonesia,” terangnya.
Dalam kesempatan yang sama, ia juga menyampaikan, beberapa program pembangunan yang akan dilaksanakan kedepannya. dalam waktu dekat akan dibangun sebuah sektor Industri Perikanan yang berlokasi di Sungai Tenam, yang akan menjadi satu energi baru dibidang perikanan Kabupaten Lingga.
“Nanti disana akan kita bangun hilirisasi industri perikanan yang khusus untuk mengelola berbagai potensi perikanan, mulai dari pengelolaan hasil perikanan, hingga pada pembuatan filet ikan. Dan juga kita sudah menjalin kerja sama dengan universitas yang konsen terhadap perikanan yakni Universitas Riau. Selain itu, kite juge sudah melakukan kerjasama dengan Tanjung Jabung Timur dan Tanjung Jabung Barat untuk masalah perikanan ini,” jelasnya.
Disamping pembangunan dibidang perikanan, ia mengungkapkan, berencana membangun industri garam yang lebih besar di Kabupaten Lingga. Garam yang saat ini sudah mulai dirintis di Pantai Todak, Dabo Singkep, ternyata memiliki grade kualitas yang lebih bagus, jika dibandingkan dengan garam yang diproduksi di pantura Jawa dan Madura. Selanjutnya pembangunan pulau Bakung sebagai sentra karantina hewan jenis sapi, hingga pembukaan jalan baru yang akan menghubungkan beberapa dusun dan pulau lewat jalur darat.
"Produksi garam dilokasi tersebut diyakini berpotensi menghasilkan puluhan Ton Garam per hari, dengan estimasi produksi hingga 1200 Ton per bulan. Insyaallah, harapan kite bersame, semoge kedepannye akan segera teralisasi," pungkasnya. (hms)
Posting Komentar
Facebook Disqus