Dilihat kali
BATAM, Realitasnews.com – Puluhan warga Kavling Saguba kelurahan Sei Binti, Kecamatan Sagulung mendatangi kantor DPRD Kota Batam untuk mengikuti Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) di ruang rapat Komisi III DPRD Kota Batam, Batam Centre, Batam, Senin (25/2/2019).
RDPU itu dipimpin oleh Ketua Komisi III, Nyangnyang Harris Pratamura didampingi anggota Komisi III DPRD Kota Batam, Nono Hadi Siswanto, pihak PT Adhya Tirta Batam (ATB) Maslin Sitompul dan Beny.
Rapat tersebut digelar untuk membahas permasalahan distribsi air di Kavling Saguba yang mengalir hanya pada pukul 24.00 WIB hingga pukul 04.00 WIB dan hal itu sudah mereka alami selama 10 tahun ini.
“ Kami minta air mengalir dipemukiman kami minimal dalam satu Minggu mengalir selama tiga hari selama 24 jam,sebab selama ini hanya mengalir pukul 24 WIB hingga pukul 04 WIB,” katanya.
“Betul... sip,,oke,” jawab seluruh warga yang hadir dalam Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) di ruang rapat, pada
Mendengar penjelasan warga itu, sontak saja Budi yang juga warga kavling Saguba angkat bicara dan mengatakan jika air cuma mengalir selama tiga hari terus empat hari lagi bagaimana dari mana mendapatkan air.
Melihat situasi yang sudah mulai memanas, Nono Hadi Siswanto anggota Komisi III DPRD Kota Batam yang mendampingi Nyangnyang Harris Pratamura mengatakan bahwa kewajiban ke PT ATB harus tetap dibayar itu sudah kewajiban kita dan jika tidak dipenuhi maka pihak PT ATB bisa melakukan tindakan tegas.
“ Begini saja jika bapak dan ibu masih percaya dengan Komisi III DPRD Kota Batam, maka dalam waktu dua minggu ini atau pertengahan bulan Maret ini kami akan menggelar RDPU kembali dan menghadirkan orang yang bisa mengambil kebijakan dari pihak PT ATB minimal Head of Corporate Secretary ATB, Maria Jacobus hadir dalam RDPU berikutnya,” kata Nono
Dalam rapat itu RT 04/RW 07 mengatakan kecurigaannya terhadap meteran ATB di rumahnya lantaran penghuni rumahnya hanya tiga orang yakni dirinya bersama istri dan seorang anaknya namun pembayaran air ATB di rumahnya tidak pernah dibawah Rp 100 ribu,- bahkan pernah sampai Rp 400 ribu,-
Berbeda dengan tetangganya disebelah kiri dan kanan yang hanya membayar air ATBnya hanya sekitar Rp 60 ribu hingga Rp 80 ribu,-
Perbedaan pembayaran airnya itu membuat curiga akan meterannya dan ia sudah mengganti sleuruh pipanya siapa tahu ada yang bocor namun tetap saja pembayarannya tinggi. Ia curiga meteran air di rumahnya kwalitasnya tidak bagus.
“Saya dapat informasi ada meteran air itu yang sudah seken dan diperbaiki lalu di cet supaya kelihatan baru,” katanya.
Ia menyebutkan dalam waktu dekat ini akan membawa meteran airnya ke laboratorium Medan untuk dicek.
Mendengar penjelasan Sitohan itu, Nono mengatakan bahwa pihak kontraktor PT ATB kadang ada yang nakal, mereka menjual meteran air itu sekitar Rp 3 juta hingga 4 juta padahal harganya hanya sekitar Rp 500 ribu,-
“Saya harap PT ATB menyatukan persepsi dari kontraktornya agar tidak menjual meteran air terlalu mahal ke warga,” Katanya.
“Saya harap PT ATB menyatukan persepsi dari kontraktornya agar tidak menjual meteran air terlalu mahal ke warga,” Katanya.
Nyangnyang Haris Pratamura yang memimpin RDPU itu akan mendesak PT ATB supaya memperhatikan distribusi air di kavling Saguba sebab air dipemukiman itu sudah macet sejak 10 tahun yang lalu.
“Kami mengharapkan PT ATB tidak hanya memperhatikan pihak perusahaan saja tetapi harus mengutamakan kepentingan warga,” katanya.
Pihak perwakilan dari PT ATB Maslin Sitompul bersama Benny mengatakan bahwa untuk kecamatan Sagulung, Batu Aji pertumbuhan pemukiman dan perusahaan sangat pesat namun pihaknya selalu fokus untuk melakukan pendistribusian air.
Pihak perwakilan dari PT ATB Maslin Sitompul bersama Benny mengatakan bahwa untuk kecamatan Sagulung, Batu Aji pertumbuhan pemukiman dan perusahaan sangat pesat namun pihaknya selalu fokus untuk melakukan pendistribusian air.
Namun pernyataannya itu dibantah oleh Ketua RT 2 RW 04, Tarmiji dan menyebutkan bahwa PT ATB tidak adil terbukti air di depan pemukiman mereka selalu lancar mengalir tidak seperti dipemukiman mereka.
“Kami minta tolong supaya PT ATB mengganti pipa ke diameter yang lebih besar lagi ke pemukiman kami,” katanya. (IK/Lian)
Posting Komentar
Facebook Disqus