Dilihat kali
BATAM, Realitasnews.com – Kementerian Perhubungan (Kemhub) RI melalui Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub, Cucu Mulyana menyerahkan 10 unit Bus Rapid Transit Corridor Development Project (Indobus) kepada Walikota Batam, H Rudi SE.
Serah terima ke 10 unit Bus Rapid Transit (BRT) itu dilakukan di depan Kantor Walikota Batam dengan prosesi adat tepuk tepung tawar, Jumat (4/1/2019), kemudian dilanjutkan uji kendaraan (test drive).
Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub, Cucu Mulyana saat ditemui sejumlah awak media mengatakan Kota Batam menjadi kota percontohan untuk program Indonesia Bus Rapid Transit Corridor Development Project (Indobus).
Selain kota Batam, Kementerian Perhubungan juga memberikan bantuan bus tersebut kepada tiga kota lainnya yakni : Pekanbaru Provinsi Riau, Semarang Provinsi Jawa Tengah, dan Bandung Provinsi Jawa Barat.
Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub, Cucu Mulyana mengatakan sebagai pilot project yang dipilih adalah ibu kota provinsi dan kota besar, Kota Batam termasuk kota besar.
Ia menyebutkan bantuan armada bus ini merupakan yang ketiga kali di Batam, yang pertama tahun 2009 kemudian yang ke dua tahun 2015 lalu.
Ia menyebutkan transportasi massal seperti bus ini merupakan prasyarat utama menuju kota modern lantaran transportasi adalah urat nadi perkotaan.
Lebih lanjut disebutkannya bahwa seluruh masyarakat pasti menginginkan adanya angkutan perkotaan dengan angkutan massal yaitu bus dalam hal ini BRT. Tapi pasti pemerintah setempat gamang lantaran angkutan kota sudah begitu mendominasi sehingga begitu muncul bus, ada penolakan.
“ Untuk pelaksanaan Indobus secara penuh direncanakan terealisasi pada 2020, Batam dinilainya, sudah siap untuk menjalankan program ini. Karena sudah memiliki armada, manajemen yang baik, dan sarana prasarana juga tersedia. Namun Kemenhub RI tetap akan melakukan pendampingan karena BRT ini menggunakan teknologi lebih tinggi dari bis umumnya,” katanya.
Sementara itu, Walikota Batam, H Muhammad Rudi mengucapkan terima kasih atas bantuan bus dari Kementerian tersebut. Ia berharap tahun-tahun berikutnya Batam kembali mendapat tambahan armada bantuan. Sehingga bisa menggantikan keberadaan angkutan kota yang tak layak jalan.
“Saya kirim surat, minta 50. Sekarang dapat 10. Kalau tahun depan dikasih lagi 40, Jono (angkutan kota minibus) bisa dikurangi. Sopirnya bisa jadi sopir bus ini. Saya titip, bus ini ambil sopir Jono itu supaya mereka tetap kerja,” sebutnya.
Rudi mengatakan Pemko Batam komitmen dalam pelayanan transportasi massal ini. Beberapa hari lalu sudah ditandatangani komitmen penganggaran operasional bus.
“Soal jalur khusus, perlu didudukkan bersama secara teknis. Selagi space (ruang) ada, kenapa tidak. Demi mengejar transportasi modern yang tidak macet, tidak mogok, jalan terus. Karena untuk menjadi kota modern salah satunya itu, bagaimana orang banyak menggunakan transportasi umum. Maka perlu disiapkan transportasi yang nyaman,” kata dia.
Dengan bertambahnya 10 unit bus ini, total Bus Trans Batam yang dimiliki Pemko Batam sebanyak 82 unit. Sebanyak 26 unit pengadaannya melalui anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) Kota Batam. Sebanyak 41 unit merupakan bantuan dari Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, dan 15 unit bantuan dari BPJS Ketenagakerjaan.
Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub, Cucu Mulyana mengatakan sebagai pilot project yang dipilih adalah ibu kota provinsi dan kota besar, Kota Batam termasuk kota besar.
Ia menyebutkan bantuan armada bus ini merupakan yang ketiga kali di Batam, yang pertama tahun 2009 kemudian yang ke dua tahun 2015 lalu.
Ia menyebutkan transportasi massal seperti bus ini merupakan prasyarat utama menuju kota modern lantaran transportasi adalah urat nadi perkotaan.
Lebih lanjut disebutkannya bahwa seluruh masyarakat pasti menginginkan adanya angkutan perkotaan dengan angkutan massal yaitu bus dalam hal ini BRT. Tapi pasti pemerintah setempat gamang lantaran angkutan kota sudah begitu mendominasi sehingga begitu muncul bus, ada penolakan.
“ Untuk pelaksanaan Indobus secara penuh direncanakan terealisasi pada 2020, Batam dinilainya, sudah siap untuk menjalankan program ini. Karena sudah memiliki armada, manajemen yang baik, dan sarana prasarana juga tersedia. Namun Kemenhub RI tetap akan melakukan pendampingan karena BRT ini menggunakan teknologi lebih tinggi dari bis umumnya,” katanya.
Sementara itu, Walikota Batam, H Muhammad Rudi mengucapkan terima kasih atas bantuan bus dari Kementerian tersebut. Ia berharap tahun-tahun berikutnya Batam kembali mendapat tambahan armada bantuan. Sehingga bisa menggantikan keberadaan angkutan kota yang tak layak jalan.
“Saya kirim surat, minta 50. Sekarang dapat 10. Kalau tahun depan dikasih lagi 40, Jono (angkutan kota minibus) bisa dikurangi. Sopirnya bisa jadi sopir bus ini. Saya titip, bus ini ambil sopir Jono itu supaya mereka tetap kerja,” sebutnya.
Rudi mengatakan Pemko Batam komitmen dalam pelayanan transportasi massal ini. Beberapa hari lalu sudah ditandatangani komitmen penganggaran operasional bus.
“Soal jalur khusus, perlu didudukkan bersama secara teknis. Selagi space (ruang) ada, kenapa tidak. Demi mengejar transportasi modern yang tidak macet, tidak mogok, jalan terus. Karena untuk menjadi kota modern salah satunya itu, bagaimana orang banyak menggunakan transportasi umum. Maka perlu disiapkan transportasi yang nyaman,” kata dia.
Dengan bertambahnya 10 unit bus ini, total Bus Trans Batam yang dimiliki Pemko Batam sebanyak 82 unit. Sebanyak 26 unit pengadaannya melalui anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) Kota Batam. Sebanyak 41 unit merupakan bantuan dari Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, dan 15 unit bantuan dari BPJS Ketenagakerjaan.
Bus Trans Batam hingga kini telah melayani 8 koridor :
- Koridor I Sekupang–Batam Centre, dilayani 12 bus,
- Koridor II Tanjung Uncang–Batam Centre, dilayani 6 bus.
- Koridor III Sekupang–Jodoh, dilayani 10 unit bus.
- Koridor IV Sagulung – Sekupang, dilayani 5 unit bus
- Koridor V Jodoh–Batam Centre, dilayani 6.
- Koridor VI Tg.Piayu–Batam Centre, dilayani 6 unit bus.
- Koridor VII Nongsa–Batam Centre, dilayani 6 bus.
- Koridor VIII Punggur–Jodoh, dilayani 6 bus.
Dari rencana pengembangan koridor terdapat 3 koridor yang belum terealisasi yakni, koridor Nongsa-Jodoh, koridor Nongsa-Punggur dan koridor Tembesi-Galang.
(MC Batam)
(MC Batam)
Posting Komentar
Facebook Disqus