Dilihat kali
TEBINGTINGGI, Realitasnews.com – Sejak beberapa tahun yang lalu Pemko Tebingtinggi telah menerapkan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas). Program Germas itu dengan
menghidupkan sekolah-sekolah sehat dan madrasah-madrasah sehat yang ada di Kota Tebingtinggi. Selain itu Pemko Tebingtinggi juga sudah mengarahkan masyarakat untuk mengkomsumsi makanan organik serta mempersiapkan Kelurahan Lubuk Raya sebagai lahan pertanian dan tanaman pangan organik.
“ Untuk mensukseskan program Germas itu, kami mengarahkan masyarakat untuk melakukan penataan lingkungan dengan gotong-royong bersama dan juga melakukan penghijauan dengan menanam pohon,” kata Walikota Tebingtinggi, Umar Zunaidi Hasibuan saat menghadiri Germas yang digelar oleh Kementerian Kesehatan RI, di Gedung Balai Kartini, Kamis (15/11/2018).
Kegiatan ini dilakukan agar dapat mewujudkan generasi muda yang sehat, cerdas dan berprestasi.
Wako Tebingtinggi juga menyebutkan untuk mensukseskan program Germas Pemko Tebingtinggi juga melaksanakan pembekalan dengan pelatihan apa yang disebut dengan Pelayananan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) dan dokter-dokter kecil di tiap sekolah.
Dalam sosialisasi Germas ini Walikota Tebingtinggi, Ir H Umar Zunaidi Hasibuan MM ikut menjadi narasumber bersama Direktur Kesehatan Keluarga Kemenkes RI yang diwakili oleh drg Wara Pertiwi MA, Kepala Bappeda Kota Tebingtinggi, Erwin Suheri Damanik dan dimoderatori oleh Kadis Kesehatan Kota Tebing Tinggi dr H Nanang Fitra Aulia.
Sosialisasi Germas ini juga dihadiri oleh Staf Ahli, para Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD), Ikatan Dokter Indonesi (IDI), Ikatan Bidan Indonesia (IBI), para penggiat dan pemerhati kesehatan se-Kota Tebing Tinggi, para tenaga pengajar, dan para peserta yang terdiri dari pelajar tingkat SD, SMP, SMA/SMK se-Kota Tebing Tinggi.
Pada kesempatan itu Walikota Tebingtinggi, Ir H Umar Zunaidi Hasibuan juga menyebutkan di Kota Tebingtinggi terdapat beberapa kasus penyakit yang harus menjadi perhatian kita bersama antara lain 42 orang penderita Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immune Deficiency Syndrome (HIV/AIDS) yang mana 14 orang di antaranya berasal dari luar Kota Tebingtinggi.
Selain itu,lanjutnya, di Kota Tebingtinggi jumlah penderita stunting (gagal tumbuh) pada anak sebanyak 187 orang yang penyebab utamanya adalah kurang mendapat perawatan yang baik dari orang tuanya, selain itu juga terjadi pergeseran kematian dari penyakit menular menjadi penyakit tidak menular, meskipun umur harapan hidup di Kota Tebing Tinggi naik menjadi 70,2 tahun dan tentunya hal ini terkait dengan masalah hidup sehat.
Ia menegaskan bahwa program Germas tidak hanya sekedar semboyan saja, tetapi dilakukan dimulai dari diri sendiri. ” Tebingtinggi tempat anak berprestasi dan cerdas,” katanya.
Sementara itu, Direktur Kesehatan Keluarga Kemenkes RI dalam sambutannya yang diampaikan oleh drg. Wara Pratiwi mengatakan pada tahun 2035 Indonesia akan mendapatkan bonus demografi yakni keadaan dimana jumlah usia produktif jauh lebih besar termasuk anak usia sekolah dan remaja, yang mana hal ini harus dipersiapkan guna menentukan kualitas generasi yang akan datang.
“Bonus demografi tersebut akan dapat menjadi aset yang akan meningkatkan kesehatan, kesejahteraan dan pendidikan di Indonesia, namun apabila ini menjadi beban negara maka akan menjadi masalah bangsa dimasa yang akan datang. Begitu juga dengan masalah kesehatan pada anak sekolah, remaja dan dewasa sangat kompleks mulai dari kesehatan seksual, reproduksi, HIV AIDS, zat adiktif, merokok, minuman keras, narkoba, gizi, dan lain-lain yang perlu mendapat perhatian kita bersama,” katanya.
Di era digital saat ini, katanya, tentunya harus bijak menghadapi derasnya teknologi dan akses informasi, anak-anak lebih senang berkomunikasi dengan gadget dari pada orang tua, akibatnya anak-anak terpapar oleh konten pornografi, sebagai orang tua harus selektif dan mendampingi anak-anak untuk memilih akses yang tepat di internet.
Berdasarkan survei yang dilakukan tahun 2015 pada anak SMP-SMA menunjukan bahwa sekitar 78 % siswa mengkonsumsi buah dan sayur kurang dari 5 porsi sehari, dan sekitar 50 % mengonsumsi fast food lebih dari 1 kali perhari, 62 % mengkumsi minuman bersoda lebih dari 1 kali perhari, dan 40 % jarang sarapan.
Ia juga menyebutkan bahwa prilaku kebersihan siswa juga hanya sekitar 10 % siswa yang menggosok gigi 2 kali perhari, demikian juga dengan mencuci tangan pakai sabun angkanya masih kecil sekitar 37 %, juga ada masalah reproduksi prilaku beresiko hampir 10 % anak perempuan usia 15-19 tahun dan anak laki-laki 10,6 % mengidap AIDS.
“Untuk menangani masalah tersebut, memerlukan kesadaran dari diri sendiri, perlu upaya yang konfrehensip dengan melibatkan semua unsur dari lintas program, sektor dalam mempromosikan Germas pada semua kalangan dan tempat termasuk ditempat bekerja atau sekolah,” katanya.
Disela-sela kegiatan sosialisasi ini, Walikota Tebingtinggi, Umar Zunaidi Hasibuan melantik pengurus Forum Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (F.PKPR) dengan susunan pengurus. Ketua, Iwa Taruna dan Sekertaris Zulwina Hafzaran.
Walikota Tebingtinggi, Umar Zunaidi Hasibuan menjadi nara sumber pada acara talkshow bersama drg.Wara Pratiwi dari Kemenkes RI dan Kepala Bappeda, H.Erwin Suheri Damanik dipan¬du langsung Kadis Kesehatan dr.H.Nanang Fitra Aulia.Sp.PK.
Setiap siswa yang berhasil menjawab pertanyaan Walikota Tebingtinggi diberikan bonus dan cenderamata dari Kemenkes RI.
Peserta yang mengikuti sosialisasi Germas ini disuguhkan makanan sehat bergizi dan makan sayur-sayuran organik, makanan ringan bergizi yang disajikan oleh puskesmas sejajaran Dinkes Tebingtinggi. (Jan)
Posting Komentar
Facebook Disqus