Dilihat kali
BATAM, Realitasnews.com – Badan Restorasi Gambut RI (BRG) bersama Balai Litbang Inovasi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI (BLI-KLHK), adakan diskusi lanjutan program ITPC (International Tropical Peatland Center) dalam 2nd Tropical Peatland Roundtable Discussion.
Kegiatan yang akan berlangsung selama 4 hari ini bertujuan menyepakati langkah-langkah teknis selanjutnya yang diperlukan dalam kajian serta pengelolaan ekosistem gambut tropis berkelanjutan.
Indonesia sebagai negara gambut tropis terbesar memiliki pengalaman restorasi dan pengelolaan gambut serta hasil-hasil penelitian ekosistem gambut tropis yang dapat menjadi modal untuk kerja sama dengan negara lain.
“Indonesia menyambut baik inisiatif kerjasama Internasional dalam pembelajaran ekosistem gambut tropis,” kata Kepala BRG, Nazir Foead,dalam sambutannya.
Senada dengan itu,Kepala BLI-KLHK,Dr.Agus Justianto, menyatakan pembentukan ITPC sangat dibutuhkan untuk mendukung masifnya kegiatan dengan pengetahuan terkini dan inovasi baru yang dihasilkan dari penelitian dan pengembangan.
“Pengelolaan lahan gambut di Indonesia sudah mendapat pengakuan dari negara-negara di dunia sebagai suatu pencapaian besar. Indonesia juga sangat senang dapat menjadi pusat pengetahuan dalam pengelolaan hutan dan lahan gambut yang berhasil baik,” kata Agus.
Gerald Schmilewski, President of International Peatland Society (IPS), turut menyatakan dukungan IPS dalam pembentukan dan operasional ITPC.
Menurutnya pertukaran informasi tentang pengelolaan lahan gambut tropis yang berkelanjutan akan berkontribusi pada penurunan emisi karbon dan pengendalian perubahan iklim dunia.
“IPS menyambut baik terbentuknya ITPC dan setidaknya anggota IPS dari 7 Negara, yakni Jerman, Inggris, Jepang, Vietnam, Malaysia, Singapura dan Australia, turut hadir dalam diskusi ini”, ungkapnya.
2nd Tropical Peatland Roundtable Discussion juga didukung oleh para mitra yakni International Peatland Society (IPS), Japan Peatland Society (JPS), Research Institute for Humanity and Nature (RIHN) serta Himpunan Gambut Indonesia(HGI).
2nd Tropical Peatland Roundtable Discussion juga didukung oleh para mitra yakni International Peatland Society (IPS), Japan Peatland Society (JPS), Research Institute for Humanity and Nature (RIHN) serta Himpunan Gambut Indonesia(HGI).
Disamping sesi diskusi, kegiatan ini mengagendakan kunjungan lapangan bagi para peserta ke 3 lokasi desa yang menjadi area kerja restorasi BRG, yakni Desa Lukun, Desa Sei Tohor dan DesaTanjung Sari di Kecamatan Tebing Tinggi Timur, Kabupaten Kepulauan Meranti, Provinsi Riau.
Selama kunjungan lapangan para peserta dapat menyaksikan dan berdiskusi tentang Plot Penelitian serta kegiatan pendampingan masyarakat desa yang mendukung pendekatan 3R (Rewetting, Revegetation, Revitalization) dalam restorasi gambut.
Pada November 2017, Indonesia mengadakan 1st Tropical Peatland Roundtable Discussion di Jakarta dan Palangkaraya, yang menghasilkan Deklarasi Jakarta dengan 5 butir kesepakatan yakni pembentukan kerja sama kajian gambut tropis, pengembangan sistem pemantauan lahan gambut yang terintegrasi,pembentukan komite Internasional untuk konsultasi teknis mengenai restorasi gambut, model pengelolaan gambut terintegrasi pada Kawasan Hidrologis Gambut (KHG) terpilih serta peningkatan kapasitas sumber daya manusia
Pada November 2017, Indonesia mengadakan 1st Tropical Peatland Roundtable Discussion di Jakarta dan Palangkaraya, yang menghasilkan Deklarasi Jakarta dengan 5 butir kesepakatan yakni pembentukan kerja sama kajian gambut tropis, pengembangan sistem pemantauan lahan gambut yang terintegrasi,pembentukan komite Internasional untuk konsultasi teknis mengenai restorasi gambut, model pengelolaan gambut terintegrasi pada Kawasan Hidrologis Gambut (KHG) terpilih serta peningkatan kapasitas sumber daya manusia
(Ril/Lian)
Posting Komentar
Facebook Disqus