Dilihat kali
MEDAN, Realitasnews.com – Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi menjadi Keynote Speaker pada Muzakarah Nasional Menyongsong MTQN XXVII Tahun 2018, di Aula Raja Inal Siregar Kantor Gubernur Sumut Jalan Pangeran Diponegoro Nomor 30 Medan, Selasa (2/10/2018).
Turut hadir dalam muzakarah ini Wakil Gubernur Sumut Musa Rajekshah, para ASN dan OPD Pemprov Sumut.
Dalam sambutannya, Gubernur Sumatera Utara (Sumut), Edy Rahmayadi mengatakan, untuk mewujudkan Sumut Bermartabat dapat ditempa melalui shalat. Shalat akan menguatkan ikatan, bukan hanya antara hamba dan Rabb-nya, tapi juga menguatkan ikatan antar sesama aparatur negara, sesama anak bangsa, dan sesama umat manusia.
“Nasehat guru saya, para alim ulama, cita-cita mewujudkan Sumut Bermartabat dapat ditempa melalui shalat. Shalat akan menguatkan ikatan. Bukan hanya antara hamba dan Rabb-nya, tapi juga menguatkan ikatan antar sesama aparatur negara, sesama anak bangsa, dan sesama umat manusia,” tutur Edy Rahmayadi.
Edy mengaku sangat tertarik dengan tema yang diusung Muzakarah ini. Hal ini karena tema tersebut terkait langsung dengan aspek kepemimpinan menurut Al-Quran. Muzakarah ini, kata Edy, akan menambah inspirasi dan bekal bagi dirinya dan Wagub Sumut Musa Rajekshah dalam memimpin Sumut lima tahun kedepan.
Edy juga mengapresiasi dan berterima kasih atas terlaksananya Muzakarah Nasional di Sumut. Apalagi, muzakarah ini dilatarbelakangi oleh keinginan banyak pihak untuk menghayati perwujudan Sumut Bermartabat.
“Atas nama Pemprovsu dan pribadi, saya bersyukur dan terima kasih atas terlaksananya Muzakarah yang diprakarsai Al Jam'iyatul Washliyah dan Jam'iyyatul Islamiyah. Dengan tema Resolusi Konflik dan Kepemimpinan menurut Al-Qran dalam Mewujudkan Sumut Bermartabat, mari saling bertukar pikiran di sini,” ujarnya.
Dihadiri oleh alim ulama dari seluruh Indonesia, Edy berharap Muzakarah ini akan membawa keberkahan bagi Sumut. “Semoga, Islam sebagai agama rahmatan lil 'alamin, akan membawa cahaya atau nur bagi Sumut, bukan hanya di antara sesama muslim tapi juga seluruh lapisan masyarakat,” harap Edy.
Kepada Al Jam'iyatul Washliyah, Edy berpesan agar terus menginisiasi kegiatan-kegiatan positif seperti Muzakarah. Apalagi, Al Jam'iyatul Washliyah merupakan salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia yang turut dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
Tidak lupa, Edy pun mengucapkan terima kasih kepada peserta yang datang dari mancanegara. Begitu pun pada seluruh pihak yang mendukung suksesnya pelaksanaan Muzakarah, yang juga untuk menyongsong dan mendukung Sumut sebagai tuan rumah pelaksanaan MTQN XXVII tahun 2018 pada 4-13 Oktober.
Sementara itu, Ketua Pengurus Wilayah Al Jam'iyatul Washliyah Sumut Profesor Saiful Akhyar Lubis MA ketika menjadi moderator dalam Muzakarah Nasional mengatakan, banyak pihak yang sangat tertarik untuk mendalami visi misi Sumatera Utara (Sumut) Bermartabat, yang diusung Gubernur Edy Rahmayadi dan Wakil Gubernur Musa Rajekshah dalam membangun Provinsi Sumut. Bukan hanya dari Indonesia, tapi juga dari mancanegara khususnya negara-negara ASEAN.
“Inilah sebenarnya mendorong para bapak/ibu hadirin di sini. Untuk mendengar langsung dari lisan orang pertama yang mengusung Sumut Bermartabat sebagai visi misi. Tertitip keinginan dari yang hadir ini semua, bagaimana untuk mengaplikasikan di tempat masing-masing. Walaupun mereka bukan gubernur dan wakil gubernur, mereka ingin berpesan pada gubernur dan wagub bagaimana supaya meniru Sumut,” jelas Saiful Akhyar.
Saiful Akhyar juga mengatakan, dipilihnya Sumut menjadi tempat dilaksanakan Muzakarah Nasional tersebut, karena adanya keinginan dari saudara-saudara dari seluruh Indonesia untuk mengenal lebih dekat sosok Gubernur dan Wakil Gubernur Sumut, yang memiliki visi misi Sumut Bermartabat. “Tidak hanya dari Indonesia, peserta Muzakarah Nasional ini juga dari negara-negara ASEAN, seperti Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam,” ujarnya.
Adapun pembicara yang hadir pada Muzakarah yakni DR H Aswin Rose Yusuf yang membicarakan tentang mewujudkan Sumut Bermartabat sekaligus resolusi konflik dan peran pemimpin menurut pandangan agama. Kemudian, Dr Connie Rahakundini Bakrie membicarakan tentang Islam, Teknologi, dan Masyarakat yang Bermartabat, serta Profesor Dr Der Soz Gumilar Rosliwa Somantri tentang Potensi Sumber Daya Alam dalam Meningkatkan Ketahanan Nasional.
Muzakarah ditutup dengan closing statement dari Anggota Dewan Pertimbangan MUI Pusat Profesor Dr H Imam Suprayogo. Imam menyimpulkan bahwa kesalahpahaman yang selama ini banyak terjadi dalam menghadapi konflik yang berkaitan dengan agama adalah disebabkan oleh manusia-manusia yang lebih fokus mengembangkan akal.
“Kita lupa bahwa ada yang lebih penting dari itu. Yakni merawat hati, ruh yang ada dalam hati. Pengetahuan memang penting untuk bekal hidup kita di dunia, tapi hati juga harus dirawat. Tak ada agama yang mengajarkan keburukan seperti perang, kalau kita amalkan agama secara benar, mudah-mudahan jiwa tenang, damai, dan bermartabat kita sebagai manusia dan bermasyarakat,” terang Imam.
Sementara itu, peserta muzakarah merupakan pengurus dan kader Al Jam’iyyatul Alwasliyah dan Jam’iyatul Islamiyah se-Sumut, alim ulama, para guru besar, beberapa rektor universitas Islam dan umum di Sumut, organisasi Islam, dan tokoh masyarakat, tidak hanya dari berbagai wilayah di Indonesia tetapi juga luar negeri seperti Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam.
(R/Jan)
Adapun pembicara yang hadir pada Muzakarah yakni DR H Aswin Rose Yusuf yang membicarakan tentang mewujudkan Sumut Bermartabat sekaligus resolusi konflik dan peran pemimpin menurut pandangan agama. Kemudian, Dr Connie Rahakundini Bakrie membicarakan tentang Islam, Teknologi, dan Masyarakat yang Bermartabat, serta Profesor Dr Der Soz Gumilar Rosliwa Somantri tentang Potensi Sumber Daya Alam dalam Meningkatkan Ketahanan Nasional.
Muzakarah ditutup dengan closing statement dari Anggota Dewan Pertimbangan MUI Pusat Profesor Dr H Imam Suprayogo. Imam menyimpulkan bahwa kesalahpahaman yang selama ini banyak terjadi dalam menghadapi konflik yang berkaitan dengan agama adalah disebabkan oleh manusia-manusia yang lebih fokus mengembangkan akal.
“Kita lupa bahwa ada yang lebih penting dari itu. Yakni merawat hati, ruh yang ada dalam hati. Pengetahuan memang penting untuk bekal hidup kita di dunia, tapi hati juga harus dirawat. Tak ada agama yang mengajarkan keburukan seperti perang, kalau kita amalkan agama secara benar, mudah-mudahan jiwa tenang, damai, dan bermartabat kita sebagai manusia dan bermasyarakat,” terang Imam.
Sementara itu, peserta muzakarah merupakan pengurus dan kader Al Jam’iyyatul Alwasliyah dan Jam’iyatul Islamiyah se-Sumut, alim ulama, para guru besar, beberapa rektor universitas Islam dan umum di Sumut, organisasi Islam, dan tokoh masyarakat, tidak hanya dari berbagai wilayah di Indonesia tetapi juga luar negeri seperti Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam.
(R/Jan)
Posting Komentar
Facebook Disqus