Dilihat kali
BATAM, Realitasnews.com - Anggota DPRD Boyolali provinsi Jawa
Tengah melakukan kunjungan kerja (Kunker) ke kantor DPRD Kota Batam, Selasa
sore (6/2/2018) sekira pukul 14.00 WIB
Rombongan DPRD Boyolali ini disambut oleh anggota DPRD Kota Batam, M Yunus Muda didampingi anggota Komisi I DPRD Kota Batam, Yudi Kurnain dan staf ahli DPRD Kota Batam, Badan Kepegawaian dan Pengembangan SDM Daerah Kota Batam.
Dalam sambutannya ketua rombongan DPRD Boyolali, Agung Supardi mengatakan mereka yang melakukan kunker ini dari Komisi I, Komisi II, Komisi IV.
Tujuan kedatangan mereka untuk studi banding ke DPRD kota Batam khususnya untuk meningkatkan PAD saat ini APBD kabupaten Boyolali sebesar Rp 2, 2 triliun, - dan PAD Boyolali sebesar Rp 302 miliar,-
Yudi Kurnain mantan anggota Komisi II DPRD Kota Batam menyebutkan sumber PAD kota Batam yang paling tinggi adalah biaya balik nama dari jual beli rumah (BPHTN), Pajak Penerangan Jalan Umum (PPJU), PBB dan Pajak hotel dan restoran
Rombongan DPRD Boyolali ini disambut oleh anggota DPRD Kota Batam, M Yunus Muda didampingi anggota Komisi I DPRD Kota Batam, Yudi Kurnain dan staf ahli DPRD Kota Batam, Badan Kepegawaian dan Pengembangan SDM Daerah Kota Batam.
Dalam sambutannya ketua rombongan DPRD Boyolali, Agung Supardi mengatakan mereka yang melakukan kunker ini dari Komisi I, Komisi II, Komisi IV.
Tujuan kedatangan mereka untuk studi banding ke DPRD kota Batam khususnya untuk meningkatkan PAD saat ini APBD kabupaten Boyolali sebesar Rp 2, 2 triliun, - dan PAD Boyolali sebesar Rp 302 miliar,-
Yudi Kurnain mantan anggota Komisi II DPRD Kota Batam menyebutkan sumber PAD kota Batam yang paling tinggi adalah biaya balik nama dari jual beli rumah (BPHTN), Pajak Penerangan Jalan Umum (PPJU), PBB dan Pajak hotel dan restoran
Ia menyebutkan kunjungan wisatawan mancanegara Batam nomor 3 Se Indonesia
setelah Bali dan Jakarta, hanya saja Wisatawan Mancanegara yang datang ke Batam
hanya translate atau mereka datang pagi dan sore harinya balik ke Malaysia atau
Singapura.
“Wisatawan Mancanegara itu kebanyakan bos atau
karyawan asal Singapura atau Malaysia dan pada sore harinya mereka langsung
balik ke Negara mereka dan jarang menginap di Batam,” kata Yudi.
Yudi menyebutkan APBD kota Batam saat ini sebesar Rp
2,6 triliun,- dan PAD kota Batam sebesar Rp 1,55 triliun.
Ia mengatakan pertumbuhan ekonomi kota Batam
dipengaruhi beberapa factor diantaranya : factor pengusaha, Pemko Batam dan BP
Batam.
“APBD Kota Batam,Rp 2, 6 7 triliun dan APBD BP Batam
sebesar 2,7 trilun jadi totalnya sebesar Rp 5,3 trliun,- uang beredar di kota
Batam dari Pemko Batam dan BP Batam saja,” jelasnya.
PAD terbesar Kota Batam dari BPHTB dari jual beli rumah kemudian dari Pajak PJU, PBB dan pajak hotel dan restoran .
Dipenghujung pertemuan DPRD Kabupaten Boyolali yang
diwakili ketua rombongan, Agung Supardi saling memberi cendera mata dengan DPRD
Kota Batam yang diterima oleh M Yunus Muda.
(Lian)
Posting Komentar
Facebook Disqus