Dilihat kali
Kabid Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Lingga, Maliana (Fhoto : Istimewa) |
LINGGA, Realitasnews.com – Sejak Januari hingga Mei 2017 Dinas Kesehatan kabupaten Lingga
mencatat penderita penyakit malaria mencapai 87 kasus sedangkan untuk
tahun 2016 lalu penderita penyakit Malaria sebanyak 458 kasus dengan
rincian untuk laki laki sebanyak 195 orang dan untuk wanita sebanyak 263
orang.
Kabid Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Lingga, Maliana saat ditemui di ruang kerjanya, Kamis, (20/7/2017) mengatakan penyakit malaria di kabupaten Lingga lebih banyak menyerang laki laki dibandingkan wanita lantaran laki laki lebih sering keluar malam atau begadang.
Penyakit
malaria ditularkan oleh nyamuk Anopheles yang betina. Nyamuk Anopheles
ini aktif pada senja hari atau pada pajar dan malam hari.Ia menghimbau
agar masyarakat Lingga menjaga kebersihan lingkungannya agar nyamuk
Anopheles tidak dapat berkembang.
Untuk
menangani penyakit Malaria dan Deman Berdarah Dengue (DBD) Pemerintah
telah membuat program Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan cara 3M
Plus perlu terus dilakukan secara berkelanjutan sepanjang tahun
khususnya pada musim penghujan.
Program
PSN tersebut yaitu: 1. Menguras, adalah membersihkan tempat yang
sering dijadikan tempat penampungan air seperti bak mandi, ember air,
tempat penampungan air minum, penampung air lemari es dan lain-lain. 2,
Menutup, yaitu menutup rapat-rapat tempat-tempat penampungan air
seperti drum, kendi, toren air, dan lain sebagainya; dan 3. Memanfaatkan
kembali atau mendaur ulang barang bekas yang memiliki potensi untuk
jadi tempat perkembangbiakan nyamuk penular Demam Berdarah.
Sedangkan yang dimaksud dengan 3M Plus adalah segala bentuk kegiatan pencegahan seperti 1. Menaburkan bubuk larvasida pada tempat penampungan air yang sulit dibersihkan; 2. Menggunakan obat nyamuk atau anti nyamuk; 3. Menggunakan kelambu saat tidur; 4. Memelihara ikan pemangsa jentik nyamuk; 5. Menanam tanaman pengusir nyamuk, 6. Mengatur cahaya dan ventilasi dalam rumah; 7. Menghindari kebiasaan menggantung pakaian di dalam rumah yang bisa menjadi tempat istirahat nyamuk, dan lain-lain.
PSN perlu ditingkatkan terutama pada musim penghujan dan pancaroba, karena meningkatnya curah hujan dapat meningkatkan tempat-tempat perkembangbiakan nyamuk penular DBD, sehingga seringkali menimbulkan kejadian luar biasa (KLB) terutama pada saat musim penghujan.
Selain PSN 3M Plus, sejak Juni 2015 Kemenkes RI sudah mengenalkan program 1 rumah 1 Jumantik (juru pemantau jentik) untuk menurunkan angka kematian dan kesakitan akibat Demam Berdarah Dengue. Gerakan ini merupakan salah satu upaya preventif mencegah Demam Berdarah Dengue (DBD) dari mulai pintu masuk negara sampai ke pintu rumah.
Terjadinya KLB DBD di Indonesia berhubungan dengan berbagai faktor risiko, yaitu: 1. Lingkungan yang masih kondusif untuk terjadinya tempat perindukan nyamuk Aedes; 2. Pemahaman masyarakat yang masih terbatas mengenai pentingnya pemberantasan sarang nyamuk (PSN) 3M Plus; 3. Perluasan daerah endemic akibat perubahan dan manipulasi lingkungan yang etrjadi karena urbanisasi dan pembangunan tempat pemukiman baru; serta 4. Meningkatnya mobilitas penduduk.
Untuk mengendalikan kejadian DBD, Kementerian Kesehatan terus berkoordinasi dengan Daerah terutama dalam pemantauan dan penggiatan surveilans DBD. Selain itu, bantuan yang diperlukan Daerah juga telah disiagakan untuk didistribusikan.
(Misran)
Sedangkan yang dimaksud dengan 3M Plus adalah segala bentuk kegiatan pencegahan seperti 1. Menaburkan bubuk larvasida pada tempat penampungan air yang sulit dibersihkan; 2. Menggunakan obat nyamuk atau anti nyamuk; 3. Menggunakan kelambu saat tidur; 4. Memelihara ikan pemangsa jentik nyamuk; 5. Menanam tanaman pengusir nyamuk, 6. Mengatur cahaya dan ventilasi dalam rumah; 7. Menghindari kebiasaan menggantung pakaian di dalam rumah yang bisa menjadi tempat istirahat nyamuk, dan lain-lain.
PSN perlu ditingkatkan terutama pada musim penghujan dan pancaroba, karena meningkatnya curah hujan dapat meningkatkan tempat-tempat perkembangbiakan nyamuk penular DBD, sehingga seringkali menimbulkan kejadian luar biasa (KLB) terutama pada saat musim penghujan.
Selain PSN 3M Plus, sejak Juni 2015 Kemenkes RI sudah mengenalkan program 1 rumah 1 Jumantik (juru pemantau jentik) untuk menurunkan angka kematian dan kesakitan akibat Demam Berdarah Dengue. Gerakan ini merupakan salah satu upaya preventif mencegah Demam Berdarah Dengue (DBD) dari mulai pintu masuk negara sampai ke pintu rumah.
Terjadinya KLB DBD di Indonesia berhubungan dengan berbagai faktor risiko, yaitu: 1. Lingkungan yang masih kondusif untuk terjadinya tempat perindukan nyamuk Aedes; 2. Pemahaman masyarakat yang masih terbatas mengenai pentingnya pemberantasan sarang nyamuk (PSN) 3M Plus; 3. Perluasan daerah endemic akibat perubahan dan manipulasi lingkungan yang etrjadi karena urbanisasi dan pembangunan tempat pemukiman baru; serta 4. Meningkatnya mobilitas penduduk.
Untuk mengendalikan kejadian DBD, Kementerian Kesehatan terus berkoordinasi dengan Daerah terutama dalam pemantauan dan penggiatan surveilans DBD. Selain itu, bantuan yang diperlukan Daerah juga telah disiagakan untuk didistribusikan.
Posting Komentar
Facebook Disqus