Dilihat kali
Bupati Lingga, Alias Wello Menunjuk Salah Satu Pulau Yang Akan Dikembangkan Untuk Budidaya Tanaman Hortikultura (Fhoto : Realitasnews.com) |
LINGGA, Realitasnews.com - Cita cita Bupati Lingga, Kepulauan Riau
(Kepri), Alias Wello SiP untuk mengembangkan sebagian pulau – pulau kosong di Lingga
untuk membudidayakan tanaman Jengkol Dan Petai akhirnya terwujud lantaran
Menteri Pertanian RI, Andi Amran Sulaiman telah menyetujuinya.
Kepastian disetujuinya program
pengembangan tanaman jengkol dan petai di pulau – pulau kosong di wilayah
Kabupaten Lingga itu, tertuang dalam surat Direktur Jenderal Hortikultura,
Kementerian Pertanian, Spudnik Sujono K, Nomor : S – 990/RC.110/D/07/2017,
tanggal 18 Juli 2017.
Dalam lampiran surat yang ditujukan kepada Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Lingga itu, Kementerian Pertanian mengalokasikan bantuan sarana produksi, bibit, alat dan mesin untuk pengembangan tanaman jengkol seluas 100 hektar dan petai 100 hektar.
Dalam lampiran surat yang ditujukan kepada Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Lingga itu, Kementerian Pertanian mengalokasikan bantuan sarana produksi, bibit, alat dan mesin untuk pengembangan tanaman jengkol seluas 100 hektar dan petai 100 hektar.
“Rencana pak Bupati untuk
mengembangkan tanaman jengkol dan petai di pulau – pulau kosong yang ada di
Lingga, sudah disetujui pak Mentan. Untuk luasannya, silakan konfirmasi ke
Dirjen Hortikultura,” ungkap Staf Khusus Menteri Pertanian RI, Andi Irwan
Baharuddin, Jumat (21/7/2017)
Menurut Andi, program pengembangan tanaman jengkol dan petai ini mengemukakan saat Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman melakukan inspeksi ke sejumlah pasar di Jakarta dan kota – kota besar lainnya di Indonesia beberapa waktu lalu. Ia menemui ibu – ibu di pasar yang mengeluhkan harga jengkol di Jakarta yang mencapai angka Rp 70 ribu – Rp 90 ribu per kilogram.
“Kebetulan, Bupati Lingga memang ada mengajukan rencana pengembangan tanaman jengkol dan petai di pulau – pulau kosong yang ada di daerahnya. Kalau tidak salah, ada beberapa daerah yang disetujui untuk pengembangan tanaman jengkol dan petai, termasuk Kabupaten Bintan,” jelas Irwan.
Bupati Lingga, Alias Wello dalam keterangan tertulisnya mengatakan, gagasan menjadikan pulau – pulau kosong di wilayah kerjanya sebagai pulau produktif penghasil buah – buahan bernilai ekonomi tinggi, sudah lama di benaknya. Namun, karena keterbatasan anggaran, ia mengaku kesulitan mewujudkannya.
“Waktu itu, saya dalam perjalanan laut dari Batam. Ketika melewati pulau – pulau kosong itu, saya katakan pada pak Ady Pawennari, konsultan pertanian saya yang mendampingi pada saat itu, suatu waktu nanti saya mau pulau – pulau kosong ini dikenal orang sebagai pulau penghasil buah – buahan. Misalnya, Pulau Jengkol, Pulau Petai, Pulau Manggis dan lain – lain,” kenangnya.
Beberapa waktu kemudian, kata Awe, sapaan akrab Bupati Lingga ini, Kepala Desa Cempa, Kecamatan Senayang, Herman Tan, berkunjung ke kediamannya melaporkan beberapa pulau kosong di wilayahnya yang berpotensi dikembangkan sebagai daerah pertanian. Ia pun dengan spontan menyebutkan rencananya menanam jengkol dan petai di pulau – pulau kosong itu.
“Pada saat itu juga, saya langsung minta Kepala Desa Cempa siapkan satu pulau kosong untuk penanaman jengkol dan petai seluas 200 hektar. Kemudian, saya minta konsultan buatkan konsepnya untuk diajukan ke Kementerian Pertanian. Alhamdulillah, hari ini, keinginan kami itu dikabulkan pak Menteri,” jelasnya.
(GL/Lian)
Menurut Andi, program pengembangan tanaman jengkol dan petai ini mengemukakan saat Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman melakukan inspeksi ke sejumlah pasar di Jakarta dan kota – kota besar lainnya di Indonesia beberapa waktu lalu. Ia menemui ibu – ibu di pasar yang mengeluhkan harga jengkol di Jakarta yang mencapai angka Rp 70 ribu – Rp 90 ribu per kilogram.
“Kebetulan, Bupati Lingga memang ada mengajukan rencana pengembangan tanaman jengkol dan petai di pulau – pulau kosong yang ada di daerahnya. Kalau tidak salah, ada beberapa daerah yang disetujui untuk pengembangan tanaman jengkol dan petai, termasuk Kabupaten Bintan,” jelas Irwan.
Bupati Lingga, Alias Wello dalam keterangan tertulisnya mengatakan, gagasan menjadikan pulau – pulau kosong di wilayah kerjanya sebagai pulau produktif penghasil buah – buahan bernilai ekonomi tinggi, sudah lama di benaknya. Namun, karena keterbatasan anggaran, ia mengaku kesulitan mewujudkannya.
“Waktu itu, saya dalam perjalanan laut dari Batam. Ketika melewati pulau – pulau kosong itu, saya katakan pada pak Ady Pawennari, konsultan pertanian saya yang mendampingi pada saat itu, suatu waktu nanti saya mau pulau – pulau kosong ini dikenal orang sebagai pulau penghasil buah – buahan. Misalnya, Pulau Jengkol, Pulau Petai, Pulau Manggis dan lain – lain,” kenangnya.
Beberapa waktu kemudian, kata Awe, sapaan akrab Bupati Lingga ini, Kepala Desa Cempa, Kecamatan Senayang, Herman Tan, berkunjung ke kediamannya melaporkan beberapa pulau kosong di wilayahnya yang berpotensi dikembangkan sebagai daerah pertanian. Ia pun dengan spontan menyebutkan rencananya menanam jengkol dan petai di pulau – pulau kosong itu.
“Pada saat itu juga, saya langsung minta Kepala Desa Cempa siapkan satu pulau kosong untuk penanaman jengkol dan petai seluas 200 hektar. Kemudian, saya minta konsultan buatkan konsepnya untuk diajukan ke Kementerian Pertanian. Alhamdulillah, hari ini, keinginan kami itu dikabulkan pak Menteri,” jelasnya.
(GL/Lian)
Posting Komentar
Facebook Disqus