Dilihat kali
Ilustrasi |
MEDAN. Realitasnews.com - Mahasiswa peduli terhadap pelestarian orangutan di Provinsi Sumatera Utara, perlu diperbanyak karena satwa langka yang dilindungi itu, saat ini semakin berkurang dan mulai terancam mengalami kepunahan.
"Satwa langka yang perlu dilestarikan tersebut, masih saja terus diburu oleh orang-orang tidak bertanggung jawab untuk mencari keuntungan pribadi," kata Pengamat Pendidikan Universitas Negeri Medan (Unimed) Dr Mutsyuhito Solin, MPd di Medan, dilansir antarasumut.com, Jumat (3/6/2017).
Oleh karena itu, menurut dia, mahasiswa juga memiliki peranan yang cukup besar untuk menyelamatkan orangutan dari aktivitas perburuan liar yang dilakukan masyarakat.
"Orangutan tersebut sengaja diburu, untuk mendapatkan keuntungan materi yang cukup besar dengan cara diperjualbelikan dan diselundupkan," ujar Solin.
Ia menyebutkan, tanggung jawab untuk menyelamatkan orangutan itu, bukan hanya tugas Balai Besar Taman Nasional Gunung Leuser (BBTNGL) dan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumut dan Aceh.
Mahasiswa juga harus memiliki kepedulian yang cukup tinggi melindungi orangutan, karena hal tersebut, merupakan program pemerintah dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
"Jadi, mahasiswa juga harus ikut membantu program pemerintah dalam pelestarian lingkungan hidup dari aksi pencemaran di hutan," ucapnya.
Solin menambahkan, ia juga merasa bangga adanya 12 mahasiswa yang mendapatkan bantuan beasiswa dari Yayasan Orangutan Sumatera Lestari-Orangutan Information Centre (YOSL-OIC) bekerja sama dengan Orangutan Republik Foundation (OURF).
Demikian juga perguruan tinggi yang telah menjalani kerja sama dengan YOSL-OIC, seperti Universitas Syiah Kuala, Universitas Islam Negeri (UIN) Ar Raniry Banda Aceh, Sekolah Tinggi Ilmu Kehutanan (STIK) Pante Kulu, Universitas Sumatera Utara (USU), Universitas Negeri Medan (Unimed), dan Universitas Medan Area (UMA).
"Diharapkan kedepan, mahasiswa yang mendapatkan bantuan beasiswa tersebut, dengan jumlah yang cukup banyak sehingga pelestarian orangutan semakin lebih ditingkatkan," kata Dosen Unimed itu.
Sebelumnya, Yayasan Orangutan Sumatera Lestari-Orangutan Information Centre (YOSL-OIC) bekerja sama dengan Orangutan Republic Foundation (OURF) memberikan beasiswa "Peduli Orangutan" kepada 12 mahasiswa dari berbagai universitas.
Direktur YOSL-OIC Panut Hadisiswoyo, di Medan, Rabu (30/5/2017) mengatakan, pihaknya bersama OURF memberikan beasiswa tersebut dengan tujuan untuk menciptakan generasi muda yang peduli dan berkomitmen pada keberadaan dan pelestarian orangutan sumatera yang mulai terancam punah.
Beasiswa diberikan kepada mahasiswa universitasnya telah menjalani kerja sama dengan YOSL-OIC, yakni Universitas Syiah Kuala, Universitas Islam Negeri (UIN) Ar Raniry Banda Aceh, Sekolah Tinggi Ilmu Kehutanan (STIK) Pante Kulu, Universitas Sumatera Utara (USU), Universitas Negeri Medan (Unimed), dan Universitas Medan Area (UMA).
Beasiswa Peduli Orangutan membiayai SPP selama maksimal empat tahun, biaya penelitian dan penulisan skripsi, biaya koas/magang bagi mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan.
Beasiswa itu hanya terbuka bagi mahasiswa tahun I, II, dan III Jurusan Biologi, Kehutanan, dan Kedokteran Hewan dan memiliki IPK minimal 2,75.
(antarasumut.com)
"Satwa langka yang perlu dilestarikan tersebut, masih saja terus diburu oleh orang-orang tidak bertanggung jawab untuk mencari keuntungan pribadi," kata Pengamat Pendidikan Universitas Negeri Medan (Unimed) Dr Mutsyuhito Solin, MPd di Medan, dilansir antarasumut.com, Jumat (3/6/2017).
Oleh karena itu, menurut dia, mahasiswa juga memiliki peranan yang cukup besar untuk menyelamatkan orangutan dari aktivitas perburuan liar yang dilakukan masyarakat.
"Orangutan tersebut sengaja diburu, untuk mendapatkan keuntungan materi yang cukup besar dengan cara diperjualbelikan dan diselundupkan," ujar Solin.
Ia menyebutkan, tanggung jawab untuk menyelamatkan orangutan itu, bukan hanya tugas Balai Besar Taman Nasional Gunung Leuser (BBTNGL) dan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumut dan Aceh.
Mahasiswa juga harus memiliki kepedulian yang cukup tinggi melindungi orangutan, karena hal tersebut, merupakan program pemerintah dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
"Jadi, mahasiswa juga harus ikut membantu program pemerintah dalam pelestarian lingkungan hidup dari aksi pencemaran di hutan," ucapnya.
Solin menambahkan, ia juga merasa bangga adanya 12 mahasiswa yang mendapatkan bantuan beasiswa dari Yayasan Orangutan Sumatera Lestari-Orangutan Information Centre (YOSL-OIC) bekerja sama dengan Orangutan Republik Foundation (OURF).
Demikian juga perguruan tinggi yang telah menjalani kerja sama dengan YOSL-OIC, seperti Universitas Syiah Kuala, Universitas Islam Negeri (UIN) Ar Raniry Banda Aceh, Sekolah Tinggi Ilmu Kehutanan (STIK) Pante Kulu, Universitas Sumatera Utara (USU), Universitas Negeri Medan (Unimed), dan Universitas Medan Area (UMA).
"Diharapkan kedepan, mahasiswa yang mendapatkan bantuan beasiswa tersebut, dengan jumlah yang cukup banyak sehingga pelestarian orangutan semakin lebih ditingkatkan," kata Dosen Unimed itu.
Sebelumnya, Yayasan Orangutan Sumatera Lestari-Orangutan Information Centre (YOSL-OIC) bekerja sama dengan Orangutan Republic Foundation (OURF) memberikan beasiswa "Peduli Orangutan" kepada 12 mahasiswa dari berbagai universitas.
Direktur YOSL-OIC Panut Hadisiswoyo, di Medan, Rabu (30/5/2017) mengatakan, pihaknya bersama OURF memberikan beasiswa tersebut dengan tujuan untuk menciptakan generasi muda yang peduli dan berkomitmen pada keberadaan dan pelestarian orangutan sumatera yang mulai terancam punah.
Beasiswa diberikan kepada mahasiswa universitasnya telah menjalani kerja sama dengan YOSL-OIC, yakni Universitas Syiah Kuala, Universitas Islam Negeri (UIN) Ar Raniry Banda Aceh, Sekolah Tinggi Ilmu Kehutanan (STIK) Pante Kulu, Universitas Sumatera Utara (USU), Universitas Negeri Medan (Unimed), dan Universitas Medan Area (UMA).
Beasiswa Peduli Orangutan membiayai SPP selama maksimal empat tahun, biaya penelitian dan penulisan skripsi, biaya koas/magang bagi mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan.
Beasiswa itu hanya terbuka bagi mahasiswa tahun I, II, dan III Jurusan Biologi, Kehutanan, dan Kedokteran Hewan dan memiliki IPK minimal 2,75.
(antarasumut.com)
Posting Komentar
Facebook Disqus