Dilihat kali
Wakil Walikota Batam, Amsakar Achmad (Fhoto : realitasnews.com) |
BATAM,
Realitasnews.com – Wakil walikota Batam,
Amsakar Achmad terkesan tidak mendukung menjadikan kota Batam sebagai tulang
punggung pembangunan ekonomi nasional dengan menjadikan Batam, Rempang dan
Galang sebagai provinsi Khusus.
“Saya rasa ini (maksudnya pembentukan Barelang
menjadi provinsi Khusus) terlalu relative premature,” kata Amsakar Achmad usai
rapat Paripurna Istimewa, digedung DPRD Batam, jalan Engku Putri, Batam Centre,
belum lama ini.
Alasan relative premature, kata Amsakar, persayratan
pembentukan sebuah provinsi minimal harus memiliki 5 kabupaten/kota. “Kita
harus membentuk lima lagi kabupaten atau kota,” jelasnya.
Selain itu uang yang diakumulasi di Batam saat ini dari
APBD kota Batam sebesar Rp 2,53 Triliun dan dari BP Batam sebesar Rp 1,2
triliun.
“Artinya akumulasi dana sebesar Rp 3,8 T ini jika
digunakan untuk membiayai provinsi dengan lima kabupaten /kota bisa sesak
napas,” tegasnya.
Dana sebesar itu, dikatakan Amsakar, akan habis
untuk belanja pegawai dan biaya pembangunan gedung pemerintahan.
Selain itu PAD provinsi Kepri bersumber dari Pajak
Kendaraan Bermotor (PKB) dan Bea Balik Nama (BBN) dan kendaraannya mayoritas
ada di kota Batam.
“Jika Barelang dijadikan provinsi Khusus bagaimana
dengan daerah kabupaten lain seperti Lingga, Natuna dan Anambas yang memiliki
sedikit kendaraan,” jelasnya.
Menurut Amsakar Achmad untuk mengatasi persoalan
kota Batam yang saat ini perekonomiannya menurun harus duduk bersama dengan BP
Batam dan pemerintah Pusat untuk mecari solusi lain agar kota Batam dapat lebih
maju lagi.
“Biarkan wacana pembentukan Barelang menjadi
provinsi Khusus itu bergulir,”jelasnya.
Namun, dikatakan Amsakar, saya ingin ada pemikiran
yang cermat agar pengambilan keputusan itu tepat sasaran.
“Ketika kebijakan itu diambil dan kebijakan tersebut
tidak tepat sasaran pasti kebijakan itu tidak berkontribusi untuk
mensejahterakan masyarakat,” jelasnya.
Pembangunan dan pemerintahan,dikatakannya, pada
hakekatnya bagaimana mensejahterakan, bagaimana memberdayakan. (IK/Lian)
Posting Komentar
Facebook Disqus