Dilihat kali
Wakil Walikota Tanjung Pinang, H Syahrul S.Pd (Fhoto : dok realitasnews.com) |
TANJUNGPINANG, Realitasnews.com – Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota
Tanjungpinang sejak Rabu (29/3/2017) lalu melakukan penjajakan kerjasama pada
dua daerah sentra komiditi sayur dan buah di Kabupaten Batu Bara dan Kabupaten
Karo Provinsi Sumatera Utara.
Penjajakan ini dipimpin oleh Wakil
Walikota Tanjungpinang H. Syahrul,S.Pd didampingi Staf Ahli bidang Ekonomi
Pembangunan Drs. Ali Hisyam, Asisten Administrasi Ekonomi Pembangunan Ir.
Robert Pasaribu, Kepala Dinas Pertanian, Pangan, dan Perikanan Raja Khairani,
S.Sos, M.Si, Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian, Drs. H. Juramadi
Esram, Direktur BUMD Zondervan, SE, Kabag Ekonomi DR. H.Amin, SE,MM,
Kabid Ekonomi Bappelitbang Zulhidayat dan Kabid Pertanian M. Syukri. Selain itu
juga turut serta ketua dan anggota Komisi II DPRD Kota Tanjungpinang Mimi
Bety, Petrus Sitohang dan Rosiani.
Penjajakan ini dilakukan TPID untuk mengantisipasi
lonjakan harga menjelang Ramadhan dan Idul Fitri yang memperngaruhi inflasi.
Wakil Walikota Tanjungpinang,
Syahrul. S.Pd mengatakan bahwa inflasi yang stabil dan tidak besar membuat daya
beli masyarakat bertambah tinggi. Kota Tanjungpinang melalui TPID telah berhasil
menekan angka inflasi sejak tahun 2014 pada angka 7,49 menjadi 3,06 pada
tahun 2016. Pada tahun 2016 ini juga TPID Kota Tanjungpinang berhasil
menjadi nominator TPID terbaik pada Rakornas TPID.
Upaya- upaya yang dilakukan TPID
untuk menekan inflasi dengan mengelola ekspektasi melalui berbagai media,
melakukan upaya kestabilan harga komoditas volatile food, meredam gejolak harga
melalui konsolidasi rencana aksi oleh instansi terkait, melakukan inisiasi
gerakan nyata dalam mengendalikan inflasi, mendorong pengembangan pertanian
terpadu sebagai basis produksi daerah, mengarahkan capaian inflasi
Tanjungpinang terjangkau pada target inflasi nasional tahun 2017 sebesar 4%
serta menyusun roadmap pengendalian inflasi Kota Tanjungpinang. Terkait hal tersebut
dalam 2 tahun terakhir cabai merah dan cabai rawit merupakan komoditas
penyumbang inflasi yang dominan di Tanjungpinang.
“Untuk itulah tim melakukan
penjajakan kedaerah surplus cabai khusunya serta sayur dan buah dalam upaya
antisipasi ketidak stabilan harga”, ujar Syahrul.
Kehadiran tim disambut antusias oleh
kedua Pemerintah kabupaten Batu Bara dan Pemerintah kabupaten Karo serta
masyarakat dan para petani sayur dan buah. Wakil Walikota Batu Bara H. RM. Hari
Numengroho mengharapkan kerjasama antara Pemkab Batu Bara untuk cabai dapat
segera dilaksanakan, mengingat harga cabai di daerah ini masih rendah pada saat
panen raya hanya Rp. 7.000 per kg, sedangkan saat ini cabai merah diharga Rp.
10.000,- per kg.
“Dengan adanya kerjasama ini akan
membantu para petani dan juga Kota Tanjungpinang,” ujar Hari.
Para petani pun tampak semangat
dengan kedatangan TPID Kota Tanjungpinang ketika rombongan melihat langsung ke
sawah yang penuh hamparan cabai merah terletak di desa Kubah Kecamatan Air
Putih, kabupaten Batu Bara, Sumut.
Keinginan yang sama juga disampaikan
Wakil Bupati Karo Cory S. Sibayang. Cory dan jajaraannya berharap agar segera
dilakukan kerjasama ke dua daerah karena daerah ini juga sebagai sentra sayur
dan buah. Dikatakannya dengan terjadinya letusan gunung Sinabung membuat lahan
diseputar Karo menjadi subur sehingga sayur dan buah juga surplus. Harga tomat
di desa Ujung Sampun Kecamatan Dolat Raya Kabupaten Karo Rp. 2.700 per kg.
Setelah melihat langsung ke daerah
penghasil, Syahrul mengatakan dalam waktu dekat TPID Kota Tanjungpinang akan
segera menghitung biaya yang dikeluarkan mulai dari pembelian produk pertanian
dari daerah produsen serta biaya transportasi hingga sampai ke Tanjungpinang
dan direncanakan pada awal April MOU sudah dapat dilaksanakan mengingat tidak
lama lagi akan memasuki Ramadhan dan Idul Fitri perlu dilakukan upaya
pengendalian stabilitas harga.
Pada kesempatan itu juga Syahrul
tidak hanya memaparkan upaya-upaya Kota Tanjungpinang dalam menjaga stabilitas
harga, akan tetapi juga melakukan promosi akan objek wisata religi, wisata alam
dan wisata kuliner yang ada di Kota Gurindam Negeri Pantun serta adat Melayu
yang kental di negeri ini. Kedua kabupaten tersebut tanpak tertarik dengan
pemaparan tersebut dan berkeingan melihat langsung Kota Tanjungpinang. (R/ian)
Posting Komentar
Facebook Disqus