Dilihat kali
Anggota Komisi IV DPRD Batam, Bobi Alexander Siregar (Fhoto : Istimewa) |
BATAM,
Realitasnews.com – Anggota Komisi IV DPRD Batam, Bobi Alexander Siregar mengatakan sangat sedih dan prhatin lantaran hingga saat ini SMA Negeri 21 Batam yang berada di Kabil, Telaga Punggur, Batam belum ada.
“Siswa sekolah SMA Negeri 21 ini
akan naik ke kelas III, saya sangat sedih dan prihatin,” kata anggota Komisi IV
DPRD Batam, Bobi Alexander Siregar saat ditemui di ruang kerjanya, Rabu
(29/3/2017).
Bobi mengatakan bahwa hati nuraninya
sangat sedih, melihat nasib siswa SMA Negeri 21 tersebut. “Saya tinggal di kavling Punggur itu, saya anggap
Kabil itu sudah kampung saya nomor dua, “ kata kader fraksi Hanura dengan mimik
wajah sedih.
Bobi mengatakan bahwa ia salah satu
orang yang ikut berjuang agar SMA Negeri 21 didirikan di Kabil, bahkan ia ikut
memohon kepada Dinas Pendidikan kota Batam agar pada tahun 2015 lalu dilakukan
penerimaan murid baru.
Sebelum dilakukan penerimaan siswa
baru, kata Bobi, bersama LPM, perangkat RT /RW setempat mendiskusikan untuk
mencari lokasi lahan SMA Negeri 21 Batam tersebut.
“ Hasil musyawarah mufakat kami
ketika itu lahan yang dipilih untuk membangun SMA Negeri 21 tersebut berada dilokasi
di jalan Bumi Perkemahan Punggur tepatnya di dekat mesjid PKDP,” cerita Bobi.
Setelah disepakati lokasi lahan
tersebut, ia bersama ketua RW 18, Tantawi bersama lurah Kabil yang ketika itu
dijabat Suyono mengajukan permohonan lahan ke BP Batam dilokasi jalan Bumi
Perkemahan Punggur tepatnya di dekat mesjid PKDP.
Namun lokasi lahan yang mereka
ajukan itu ternyata juga diajukan oleh pihak lain, akhirnya lokasi lahan SMA Negeri 21 tersebut dipindahkan
ke Messhall
Kampung Panau Kelurahan Kabil.
“
Yang mengajukan ada dua, kami mengajukannya dengan jalan kaki dan pemohon yang
satunya naik mobil jadi tentu yang naik mobil dong yang duluan sampai,” sindir
Bobi dengan berilustrasi
Alasan
mereka mendirikan sekolah di lahan di
jalan Bumi Perkemahan Punggur tepatnya di dekat mesjid PKDP itu lantaran lahan
tersebut telah lahan siap bangun yang tentunya tidak perlu menggunakan dana untuk
mematangkan lahan.
Selain itu, lanjut Bobi, lahan itu
sangat strategis berada di jalur lalu lintas sehingga para siswanya cukup
menggunakan satu kali bus saja dan yang paling penting lagi lahan itu berada di
tengah pemukiman sehingga keselamatan para siswanya nanti akan lebih terjamin.
Berbeda jika SMA negeri 21 itu
dibangun di
lokasi yang dialokasikan BP Batam (di Messhall Kampung Panau Kelurahan Kabil ) lantaran
lahan itu masih hutan dan membutuhkan biaya pematangan lahan yang tinggi dan
jalur lalu lintasnya tidak strategis.
“
Biaya transportasi ke sekolah itu akan tinggi, kasihan kita melihat siswanya
nanti,” tegas Bobi.
Pembangunan
SMA Negeri 21 ini tertunda lantaran untuk SLTA saat ini merupakan tanggung
jawab Dinas Pendidikan Provinsi Kepri. Namun kendati demikian Bobi tetap
berjuang agar pembangunan gedung sekolah SMA Negeri 21 itu bisa terwujud.
“Saya
sudah minta tolong dengan anggota DPRD Kepri dari fraksi Hanura, Sukri Fahrial
agar pembangunan sekolah SMA negeri 21 Batam tersebut,” tanda Bobi
( IK/ian)
Posting Komentar
Facebook Disqus