Dilihat kali
Kapolda Kepri Irjen Pol Drs Sam Budigusdian MH Secara Simbiolis Memandikan Bunga Kembang Pada Upacara Penyambutan Bintara Diktuk Polri TA 2016/2017 (Fhoto : Humas Polda Kepri) |
BATAM, Realitasnews.com – Kapolda Kepri memimpin upacara tradisi penyambutan Bintara Diktuk
Polri TA. 2016 / 2017 yang digelar di Lapangan Apel Polda Kepri, Nongsa Batam,
Senin pagi (20/3/2017). Upacara ini juga dihadiri oleh Wakapolda Kepri, Irwasda
Polda Kepri, para pejabat utama Polda Kepri, para Pamen, Pama, Bintara Remaja
Polda Kepri.
Kegiatan Tradisi
penyambutan Bintara Remaja Polda Kepri ini diawali dengan menerima arahan Dir
Sabhara Polda Kepri bertempat Di Odessa, Simpang Bandara, Batam. Selanjutnya
peserta tradisi melaksanakan Long March menuju Rumah Sakit Bhayangkara Polda
Kepri untuk mengenalkan RS. Bhayangkara kepada peserta dan selanjutnya peserta
tradisi Berlari menuju Polda Kepri, sesampai di Polda Kepri di lanjutkan dengan
Upacara tradisi Penyambutan.
Dalam amanatnya,
Kapolda Kepri Irjen Pol Drs Sam Budigusdian MH menyampaikan Perjalanan Reformasi Polri telah dilakukan sejak tahun
1999 dengan melakukan perubahan paradigma sebagai Civilian Police melalui
perubahan pada tiga aspek yaitu struktural, instrumental dan kultural.
Reformasi
pada aspek struktural dan instrumental, kata Kapolda, telah mengalami perubahan
yang signifikan, namun pada aspek kultural belum sesuai dengan harapan,
ditandai dengan masih banyaknya komplain masyarakat terhadap sikap, prilaku dan
pelayanan Polri yang tidak sesuai dengan ketentuan, baik peraturan disiplin
maupun Kode Etik Profesi Polri, serta tidak mencerminkan jati diri insan Bhayangkara.
Lebih jauh
Kapolda menjelaskan bahwa pembinaan anggota Polri adalah suatu kegiatan yang
telah direncanakan untuk mewujudkan serta guna membentuk karakter dan jati diri
anggota Polri seutuhnya dalam rangka mengembangkan pengetahuan, sikap serta
meningkatkan kemampuan dan keterampilan Bintara Polri agar memiliki ilmu
pengetahuan, keterampilan, moralitas yang di harapkan sesuai dengan kompetensi
dan profesionalisme dalam rangka pelaksanaan tugas sebagai pelindung, pengayom
dan pelayan masyarakat serta penegak hukum yang menjunjung tinggi hak asasi
manusia.
“Oleh karena
itu, melalui kesempatan ini, saya menekankan kepada 125 personel Polda Kepri
yang baru saja dilantik menjadi anggota Polri terkait kepedulian, pemahaman dan
penghayatan dari nilai – nilai Tribrata dan Catur Prasetya yang menjadi pondasi
/ landasan (Blue Print) dan tujuan yang mulia dari organisasi Polri yang kita
cintai ini,” tegas Kapolda.
Secara rinci
Kapolda menjelaskan bahwa Tribrata (tiga
azaz kewajiban) adalah nilai - nilai dasar yang menjadi pedoman moral, pedoman
hidup dan penuntun nurani bagi setiap anggota Polri
dalam mengemban dan melaksanakan tugas kepolisian.
Brata yang pertama mengandung
makna bahwa ketika melaksanakan tugas dan fungsi kita sebagai anggota Polri,
kita harus sadar bahwa Tuhan selalu bersama kita dan mengawasi
apa saja yang kita kerjakan, maka jadikanlah tugas kita itu sebagai bagian dari
amal ibadah kita kepada Tuhan.
Brata yang kedua mengandung makna,
bahwa kita selaku anggota Polri harus
sanggup dan mampu untuk selalu menjunjung tinggi kebenaran dan keadilan dengan
membela yang benar dengan kebenarannya serta menghargai dan menghormati hak –
hak orang lain yang dilandaskan pada nilai – nilai Pancasila
dan UUD 1945.
Brata yang ketiga mengandung
makna bahwa kita sebagai anggota polri,
mengacu pada tugas pokok kita, harus selalu siap melindungi, mengayomi
dan melayani masyarakat dengan penuh keikhlasan, tanpa pamrih dan tanpa paksaan
maupun tekanan dari siapapun dalam rangka mewujudkan keamanan dan ketertiban
masyarakat. Terlihat jelas disini polisi adalah sebagai pelayan bukan yang
dilayani, jadi sudah seharusnya kita hilangkan sifat – sifat yang arogan dan
semena – mena kepada masyarakat.
Selanjutnya Catur Prasetya, yang
merupakan pedoman kerja bagi setiap
anggota polri selaku insan bhayangkara, berisi tuntunan / petunjuk dalam
melaksanakan tugas pokok polri sesuai yang diamanatkan dalam undang – undang.
Prasetya yang pertama, mengandung makna
bahwa setiap insan bhayangkara harus senantiasa dapat berperan secara aktif
dalam mencegah dan menanggulangi setiap permasalahan / gangguan keamanan yang
timbul dalam kehidupan masyarakat.
Prasetya
yang kedua, memiliki makna bahwa insan bhayangkara harus senantiasa memberikan pengayoman, perlindungan dan
pelayanan yang optimal dalam rangka menjamin keselamatan setiap jiwa raga,
harta benda dan hak asasi manusia.
Prasetya
yang ke tiga, memiliki makna bahwa insan bhayangkara harus senantiasa
menjunjung tinggi dan menjamin tegaknya supremasi hukum dalam rangka mewujudkan
keadilan, serta mampu menjadi contoh atau teladan kepada masyarakat dalam
mematuhi dan mentaati hukum.
Prasetya
yang ke empat, memiliki makna bahwa insan bhayangkara harus senantiasa mampu
meniadakan segala bentuk kekhawatiran, keresahan, ketakutan dan ketidaknyamanan
dalam kehidupan masyarakat serta mampu membangun kerjasama dan menjalin
kemitraan dengan masyarakat, dalam rangka menciptakan lingkungan yang tentram
dan damai.
Untuk dapat mengoptimalisasi hasil – hasil pembinaan ini,
Kapolda menyampaikan beberapa penekanan yaitu :
- Tingkatkan keimanan dan ketaqwaan terhadap tuhan yang maha esa sebagai upaya untuk membentengi diri dari tindakan tercela dan selalu berjalan pada koridor yang benar.
- Manfaatkan waktu yang relatif singkat ini semaksimal mungkin untuk menyerap materi yang diberikan oleh para pembina.
- Hindarkan pelanggaran-pelanggaran sekecil apapun, ikuti pelatihan dengan penuh keseriusan didasari disiplin dan dedikasi yang tinggi. (R/Sipay)
Posting Komentar
Facebook Disqus