Ads (728x90)


postviews postviews postviews

Dilihat kali


Anggota Komisi I DPRD Batam, Hamidi (Fhoto : Istimewa)

BATAM, Realitasnews.comDPRD Batam menuding BP Batam sebagai penyebab membengkaknya anggaran membangunan batu miring. Lantaran BP Batam kerap ceroboh mengalokasikan lahan ke pengembang untuk membangun komplek perumahan tanpa memperhatikan tekstur, kountur dan kemiringan lahan tersebut terlebih dahulu.

Tudingan ini disampaikan anggota komisi I DPRD Batam, Hamidi kepada BP Batam saat menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDP) gabungan dengan komisi III DPRD Batam, dengan pihak pengembangan PT Cipta, Pt Wahana, PT Gloris Profertindo dan Warga Perumahan Tunas Regency Sagulung, Batam, di ruang komisi I DPRD Batam, Rabu (8/12/2016).

Mendengar tudingan tersebut, Kasubdit Pematangan Lahan BP Batam, Edi Cahyono hanya tunduk terkesan malu mendengar penjelasan dari Hamidi.

Banyak lahan, lanjut Hamidi, yang kemiringannya sudah cukup tinggi namun dialokasikan juga oleh BP Batam. “Akibatnya disekitar perumahan tersebut harus dibangun batu miring,” kata Hamidi dengan nada tinggi.

Salah satu contoh, lanjut Hamidi, iya ini di kompleks perumahan Tunas Regency Sagulung, di blok Lavender menjadi retak nyaris runtuh.

Tidak saja dikompleks perumahan Tunas Regency, banyak perumahan perumahan lain yang warganya meminta di tepi kompleks perumahan meeka harus di batu miring,” jelas Hamisi..

Hal senada juga dikatakan anggota komisi III lainnya, M Jefri K Simanjuntak yang menyarankan agar BP Batam seharunya memiliki badan atau pegawai yang bisa mengkaji kemiringan suatu lahan yang pantas untuk dibangun kompleks perumahan.

“Setiap tahun asal musrenbang, puluhan bahkan ratusan pengajuan warga Batam untuk meminta anggaran guna pembangunan batu miring,” tegas Jefri

Seharusnya, lanjut Jefri, yang bertanggung jawab membangun batu miring tersebut adalah BP Batam lantaran selalu ceroboh mengalokasi lahan yang kemiringannya terjal kepada pengembang untuk dibangun perumahan.

Tidak itu saja, Jefri juga mencurigai BP Batam ada main mata dengan pihak pengembang pasalnya PT Cipta selalu saja berdampingan mendapat lahan dari BP Batam.

“ Mohon maaf pimpinan, saya jadi curiga BP Batam ada main mata dengan pengembang, pasalnya yang selalu bermasalah ya dua developer ini PT Cipta dengan PT Gloris Profertindo,” sindir Jefri.

Ketua Komisi I Nyangyang Haris Pratimura, yang memimpin RDP tersebut mengakui bahwa setiap tahun permintaan anggaran untuk pembangunan batu miring semakin banyak.
“ Setiap tahun ratusan miliar Pemko Batam mengalokasikan dana untuk pembangunan batu miring, “kata Nyangyang.

Kami mengharapkan,lanjut Nyangyang, agar BP Batam memperhatikan kountur dan kemiringan lahan sebelum mengalokasikan ke pengembang. 

( Pay)

Posting Komentar

Disqus