Dilihat kali
Kapolda Kepri Brigjen Pol Drs Sam Budigusdian MH Bersama Tokoh Agama Dan okoh Masyarakat Kepri (Fhoto : Humas Polda Kepri) |
BATAM, Realitasnews.com - Bangsa
Indonesia merupakan bangsa yang majemuk
(plural) terdiri dari berbagai suku bangsa, agama, bahasa dan adat
istiadat. Kemajemukan atau plurarisme ini telah dijamin didalam UUD Negara kita
serta dasar Negara kita Pancasila, yaitu dengan konsep Bhineka Tunggal Ika
serta kebebasan didalam memeluk agama sesuai dengan keyakinannya.
Di provinsi Kepri sendiri juga terdiri dari berbagai suku, agama, dinamika kehidupan keseharian, sering kali kemajemukan ini menimbulkan
riak-riak berupa friksi atau gesekan bahkan konflik antar komponen Bangsa
khususnya antar umat beragama. Oleh karenannya perlu adanya suatu kesadaran
untuk kehidupan berbangsa dan bernegara dengan menempatkan kepentingan Bangsa
di atas kepentingan pribadi atau golongan juga
Untuk menjaga kerukunan antar umat beragama, Polda Kepri menggelar Focus
Group Discussionss (FGD) yang digelar di hotel Mercure Nagoya, Batam, Rabu (16/11/2016),
dihadiri oleh Gubernur Kepri, Nurdin
Basirun, Danrem 033/WP, Ketua MUI Prov Kepri, Ketua Aliansi Umat Islam Batam
Bersatu, Tokoh Agama, Ketua NU Prov Kepri, Ketua Muhammadiyah Prov Kepri,Tokoh
Masyarakat, dan Tokoh Pemuda.
Kapolda Kepri, Brigjen Pol Drs Sam Budigusdian melalui Plt Kabid Humas
Polda Kepri dalam rilisnya mengatakan Polda Kepri menggelar FGD berthemakan “ Model Penyampaian Masyarakat
yang Islami” .
Ia mengatakan kegiatan FGD ini bertujuan dalam rangka
membuka wawasan dan cara pandang untuk melahirkan ide, gagasan yang sangat
elegan dan humanis menyampaikan aspirasi sesuai dengan ajaran islam yang
rahmani dan mempererat ikatan tali silaturahmi sehingga terjalinnya hubungan
yang harmonis antara Kepolisian dengan masyarakat, serta pada akhirnya
diharapkan adanya kemitraan, kerjasama serta partisipasi aktif masyarakat dalam
mewujudkan keamanan dan ketertiban di wilayah hukum Polda Kepri.
Dikatakannya, didalam perjalanan Bangsa Indonesia
termaksuk provinsi Kepri, akibat gesekan antara suku dan agama telah banyak
menelan korban jiwa, untuk itu perlu diwujudkan hak-hak azasi setiap orang dalam
kebebasan beragama.
”Sebagai Bangsa yang Multi Kultural, kita
harus saling menghormati dan menerima perbedaan yang ada. Persaudaraan kita
sebagai sebuah bangsa, harus semakin kuat dan makin kokoh. Persaudaraan kita
sebagai sebuah Bangsa tidak boleh terganggu dan tidak boleh terpisahkan oleh
perbedaan etnis dan perbedaan agama yang kita yakini,” tegas Sam.
Polda Kepri, kata Sam, dengan peran dan tugas
yang diembannya, terus berupaya mengayomi, melindungi, dan memberikan
kesetaraan kepada segenap warga bangsa tanpa kecuali.
” Momentum acara FGD ini merupakan momentum
yang tepat untuk mencari model atau pola yang tepat dalam menyampaikan aspirasi
masyarakat yang islami sehingga diharapkan tidak mengurangi makna isi penyampaian
aspirasi dapat terwujud dan situasinya dalam keadaan aman dan tertib,” jelas
Sam.
Ditengah keragaman dan kemajemukan, lanjut
Sam, setiap orang harus mengedepankan sikap saling menghormati dan bertenggang
rasa. Diantara sesama warga bangsa tidak boleh ada yang merasa lebih tinggi,
lebih kuat, dan lebih penting. Sebesar apapun perbedaan kita sebagai manusia,
kita tidak boleh menyebarkan kebencian, apalagi dengan menggunakan kekerasan,
terhadap orang yang berbeda dengan kita.
”Mari kita bangun kebersamaan dan sikap
kekeluargaan. Terjalinnya persaudaraan dalam kemajemukan, meningkatkan rasa
solidaritas ditengah perbedaan dan timbulnya rasa saling hormat menghormati
akan mejauhkan kita dari pertentangan, permusuhan dan konflik, ” tegas Sam.
Dikatakan Sam, perbedaan tersebut bukan
sesuatu rintangan untuk dapat hidup rukun. Perbedaan bukanlah untuk
dipertentangkan, karena perbedaan akan selalu ada didalam realitas kehidupan.
”Sejak berabad-abad silam, bangsa Indonesia
selalu dapat hidup rukun dan bersatu. Kita mampu menunjukkan kepada dunia,
bahwa ditengah keragaman, kita dapat menjaga persatuan dan harmoni. Kita dapat
hidup rukun dalam Bhineka Tunggal Ika, unity in diversity, jelas Sam.
Bhineka tunggal ika menjadi sumbangan yang
amat berharga dalam membangun tatanan peradaban baru di dunia. Kerukunan,
kedamaian dan kesejahteraan merupakan tiga kata kunci penting dalam mewujudkan
bangsa dan negara yang majemuk menjadi bangsa yang unggul dan maju.
” Pada era Demokrasi dan kebebasan saat ini,
masyarakat bebas menyampaikan aspirasi, termasuk melakukan protes dan unjuk
rasa. Namun demikian, gerakan protes dan unjuk rasa itu tetaplah disampaikan
secara tertib, sesuai dengan aturan yang berlaku,” ujar Sam
Dikatakannya, unjuk rasa yang disertai aksi – aksi yang
merusak dan anarkis, tentulah tidak sesuai dengan nilai-nilai luhur Demokrasi
yang kita junjung tinggi, para pemuka agama juga turut menjaga kerukunan,
keamanan, dan ketertiban masyarakat diamping jajaran lembaga negara dan
pemerintah, termasuk aparat keamanan dan penegak hukum dalam hal ini Polda Kepri.
”Dari hal tersebut diatas, saya percayakan kepada
bapak-bapak para pemuka agama, tokoh agama, tokoh masyarakat dan tokoh pemuda
untuk menjadikan acara FGD ini sebagai kegiatan dalam mencari model atau pola
yang tepat dalam menyampaikan aspirasi yang seuai dengan ajaran islam dan tidak
mengurangi makna yang disampaikan sehingga dapat menciptakan situasi yang
kondusif,” terang Sam.
Kerukunan menjadi kuci bagi kehidupan yang damai dan
sejahtera. ”Mari kita tingkatkan kesetiakawanan dan rasa kebersamaan dengan
sesama warga bangsa. Tingkatkan pula keluhuran budi, sikap solidaritas, dan
lebih banyak berbuat dalam kebajikan, tegas Sam mengakhiri sambutannya.
(pay/ hms).
Posting Komentar
Facebook Disqus