Ads (728x90)


postviews postviews postviews

Dilihat kali


 
Kapolda Kepri Brigjen Pol Drs Sam Budigusdian MH Bersama Tokoh Agama
Dan okoh Masyarakat Kepri (Fhoto : Humas Polda Kepri)
BATAM, Realitasnews.com Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang majemuk  (plural) terdiri dari berbagai suku bangsa, agama, bahasa dan adat istiadat. Kemajemukan atau plurarisme ini telah dijamin didalam UUD Negara kita serta dasar Negara kita Pancasila, yaitu dengan konsep Bhineka Tunggal Ika serta kebebasan didalam memeluk agama sesuai dengan keyakinannya.

Di provinsi Kepri sendiri juga terdiri dari berbagai suku, agama, dinamika kehidupan keseharian, sering kali kemajemukan ini menimbulkan riak-riak berupa friksi atau gesekan bahkan konflik antar komponen Bangsa khususnya antar umat beragama. Oleh karenannya perlu adanya suatu kesadaran untuk kehidupan berbangsa dan bernegara dengan menempatkan kepentingan Bangsa di atas kepentingan pribadi atau golongan juga

Untuk menjaga kerukunan antar umat beragama, Polda Kepri menggelar Focus Group Discussionss (FGD) yang digelar di hotel Mercure Nagoya, Batam, Rabu (16/11/2016), dihadiri oleh  Gubernur Kepri, Nurdin Basirun, Danrem 033/WP, Ketua MUI Prov Kepri, Ketua Aliansi Umat Islam Batam Bersatu, Tokoh Agama, Ketua NU Prov Kepri, Ketua Muhammadiyah Prov Kepri,Tokoh Masyarakat, dan Tokoh Pemuda.


Kapolda Kepri, Brigjen Pol Drs Sam Budigusdian melalui Plt Kabid Humas Polda Kepri dalam rilisnya mengatakan Polda Kepri menggelar FGD  berthemakan “ Model Penyampaian Masyarakat yang Islami” .

Ia mengatakan kegiatan FGD ini bertujuan dalam rangka membuka wawasan dan cara pandang untuk melahirkan ide, gagasan yang sangat elegan dan humanis menyampaikan aspirasi sesuai dengan ajaran islam yang rahmani dan mempererat ikatan tali silaturahmi sehingga terjalinnya hubungan yang harmonis antara Kepolisian dengan masyarakat, serta pada akhirnya diharapkan adanya kemitraan, kerjasama serta partisipasi aktif masyarakat dalam mewujudkan keamanan dan ketertiban di wilayah hukum Polda Kepri.

Dikatakannya, didalam perjalanan Bangsa Indonesia termaksuk provinsi Kepri, akibat gesekan antara suku dan agama telah banyak menelan korban jiwa, untuk itu perlu diwujudkan hak-hak azasi setiap orang dalam kebebasan beragama.

”Sebagai Bangsa yang Multi Kultural, kita harus saling menghormati dan menerima perbedaan yang ada. Persaudaraan kita sebagai sebuah bangsa, harus semakin kuat dan makin kokoh. Persaudaraan kita sebagai sebuah Bangsa tidak boleh terganggu dan tidak boleh terpisahkan oleh perbedaan etnis dan perbedaan agama yang kita yakini,” tegas Sam.

Polda Kepri, kata Sam, dengan peran dan tugas yang diembannya, terus berupaya mengayomi, melindungi, dan memberikan kesetaraan kepada segenap warga bangsa tanpa kecuali.

” Momentum acara FGD ini merupakan momentum yang tepat untuk mencari model atau pola yang tepat dalam menyampaikan aspirasi masyarakat yang islami sehingga diharapkan tidak mengurangi makna isi penyampaian aspirasi dapat terwujud dan situasinya dalam keadaan aman dan tertib,” jelas Sam.

Ditengah keragaman dan kemajemukan, lanjut Sam, setiap orang harus mengedepankan sikap saling menghormati dan bertenggang rasa. Diantara sesama warga bangsa tidak boleh ada yang merasa lebih tinggi, lebih kuat, dan lebih penting. Sebesar apapun perbedaan kita sebagai manusia, kita tidak boleh menyebarkan kebencian, apalagi dengan menggunakan kekerasan, terhadap orang yang berbeda dengan kita.

”Mari kita bangun kebersamaan dan sikap kekeluargaan. Terjalinnya persaudaraan dalam kemajemukan, meningkatkan rasa solidaritas ditengah perbedaan dan timbulnya rasa saling hormat menghormati akan mejauhkan kita dari pertentangan, permusuhan dan konflik, ” tegas Sam.

Dikatakan Sam, perbedaan tersebut bukan sesuatu rintangan untuk dapat hidup rukun. Perbedaan bukanlah untuk dipertentangkan, karena perbedaan akan selalu ada didalam realitas kehidupan.

”Sejak berabad-abad silam, bangsa Indonesia selalu dapat hidup rukun dan bersatu. Kita mampu menunjukkan kepada dunia, bahwa ditengah keragaman, kita dapat menjaga persatuan dan harmoni. Kita dapat hidup rukun dalam Bhineka Tunggal Ika, unity in diversity, jelas Sam.


Bhineka tunggal ika menjadi sumbangan yang amat berharga dalam membangun tatanan peradaban baru di dunia. Kerukunan, kedamaian dan kesejahteraan merupakan tiga kata kunci penting dalam mewujudkan bangsa dan negara yang majemuk menjadi bangsa yang unggul dan maju.

” Pada era Demokrasi dan kebebasan saat ini, masyarakat bebas menyampaikan aspirasi, termasuk melakukan protes dan unjuk rasa. Namun demikian, gerakan protes dan unjuk rasa itu tetaplah disampaikan secara tertib, sesuai dengan aturan yang berlaku,” ujar Sam

Dikatakannya, unjuk rasa yang disertai aksi – aksi yang merusak dan anarkis, tentulah tidak sesuai dengan nilai-nilai luhur Demokrasi yang kita junjung tinggi, para pemuka agama juga turut menjaga kerukunan, keamanan, dan ketertiban masyarakat diamping jajaran lembaga negara dan pemerintah, termasuk aparat keamanan dan penegak hukum dalam hal ini Polda Kepri.

”Dari hal tersebut diatas, saya percayakan kepada bapak-bapak para pemuka agama, tokoh agama, tokoh masyarakat dan tokoh pemuda untuk menjadikan acara FGD ini sebagai kegiatan dalam mencari model atau pola yang tepat dalam menyampaikan aspirasi yang seuai dengan ajaran islam dan tidak mengurangi makna yang disampaikan sehingga dapat menciptakan situasi yang kondusif,” terang Sam.

Kerukunan menjadi kuci bagi kehidupan yang damai dan sejahtera. ”Mari kita tingkatkan kesetiakawanan dan rasa kebersamaan dengan sesama warga bangsa. Tingkatkan pula keluhuran budi, sikap solidaritas, dan lebih banyak berbuat dalam kebajikan, tegas Sam mengakhiri sambutannya.


(pay/ hms).


  








Posting Komentar

Disqus