Dilihat kali
Foto: CNN/dtk.com |
Washington, Realitasnews.com - Hasil penghitungan
pemungutan suara dalam pemilihan presiden (pilpres) Amerika Serikat tengah
berlangsung. Perolehan suara kedua capres, Donald Trump dan Hillary Clinton
terus kejar-kejaran.
Sejauh ini, capres partai Republik, Trump seperti dilansir NBC News, Rabu (9/11/2016) diproyeksikan menang di negara-negara bagian berikut: Kansas, North Dakota, South Dakota, Texas, Wyoming, Nebraska, Indiana, Kentucky, West Virginia, South Carolina, Arkansas, Missouri, Mississippi, Oklahoma, Alabama dan Tennessee.
Sedangkan capres partai Demokrat, Hillary diproyeksikan menang di negara-negara bagian: New York, Vermont, Illinois, New Jersey, Massachusetts, Maryland, Delaware, Rhode Island dan Washington.
Namun kemenangan di negara-negara bagian tersebut tidak memiliki arti signifikan untuk memenangkan pilpres ini. Saat ini penghitungan suara masih berlangsung ketat di 10 negara bagian, termasuk Georgia yang selama ini cenderung Republikan. Sembilan negara bagian lainnya yang ketat adalah Virginia, North Carolina, Ohio, Florida, Michigan, New Mexico, Colorado, Arizona dan New Hampshire.
Sementara itu, menurut data terbaru CNN, saat ini Trump unggul dengan 136 electoral vote dibanding Hillary dengan 104 electoral vote. Masing-masing kandidat harus mencapai 270 electoral vote untuk memenangkan pilpres AS ini.
Electoral college adalah kumpulan individu (disebut elector) yang nantinya akan memiliki kewenangan untuk memilih presiden. Jadi ketika di hari pemungutan suara seorang warga AS memilih capres A, secara teknis sebenarnya dia sedang memilih elector yang akan dia pasrahi untuk memilih A di sidang electoral college.
Pemberian suara oleh warga disebut popular vote, sementara pemberian suara oleh elector disebut electoral vote. Setiap negara bagian memiliki jumlah electoral vote tertentu, berdasarkan jumlah populasi, dan siapapun yang memenangkan popular vote di sebuah negara bagian berarti juga memenangkan electoral vote.
(dtk)
Sejauh ini, capres partai Republik, Trump seperti dilansir NBC News, Rabu (9/11/2016) diproyeksikan menang di negara-negara bagian berikut: Kansas, North Dakota, South Dakota, Texas, Wyoming, Nebraska, Indiana, Kentucky, West Virginia, South Carolina, Arkansas, Missouri, Mississippi, Oklahoma, Alabama dan Tennessee.
Sedangkan capres partai Demokrat, Hillary diproyeksikan menang di negara-negara bagian: New York, Vermont, Illinois, New Jersey, Massachusetts, Maryland, Delaware, Rhode Island dan Washington.
Namun kemenangan di negara-negara bagian tersebut tidak memiliki arti signifikan untuk memenangkan pilpres ini. Saat ini penghitungan suara masih berlangsung ketat di 10 negara bagian, termasuk Georgia yang selama ini cenderung Republikan. Sembilan negara bagian lainnya yang ketat adalah Virginia, North Carolina, Ohio, Florida, Michigan, New Mexico, Colorado, Arizona dan New Hampshire.
Sementara itu, menurut data terbaru CNN, saat ini Trump unggul dengan 136 electoral vote dibanding Hillary dengan 104 electoral vote. Masing-masing kandidat harus mencapai 270 electoral vote untuk memenangkan pilpres AS ini.
Electoral college adalah kumpulan individu (disebut elector) yang nantinya akan memiliki kewenangan untuk memilih presiden. Jadi ketika di hari pemungutan suara seorang warga AS memilih capres A, secara teknis sebenarnya dia sedang memilih elector yang akan dia pasrahi untuk memilih A di sidang electoral college.
Pemberian suara oleh warga disebut popular vote, sementara pemberian suara oleh elector disebut electoral vote. Setiap negara bagian memiliki jumlah electoral vote tertentu, berdasarkan jumlah populasi, dan siapapun yang memenangkan popular vote di sebuah negara bagian berarti juga memenangkan electoral vote.
(dtk)
Posting Komentar
Facebook Disqus