Dilihat kali
Foto: Hendrawan Supratikno (Ari Saputra/detikfoto) |
"Survei internal kami rupa-rupanya Ahok dan Djarot punya modal berkali-kali (dari data survei) dan angkanya stabil serta respondennya besar, sekitar 42-44 persen," ucap ketua DPP PDIP Hendrawan Supratikno dalam rilis survei di Kedai 2 Nyonya, Jalan Cikini Raya, Jakarta, Minggu (30/10/2016).
"Dengan modal seperti ini maka wajar petahana harapkan satu putaran, karena undecided votersnya 20-25 persen," imbuhnya.
Hendrawan mengatakan warga DKI lebih mengharapkan kepastian soal siapa yang akan mengisi tampuk kepemimpinan di DKI selanjutnya. Karena itu lebih rasional dilanjutkan oleh Ahok-Djarot
"Sebab kalau lama Pilkada, situasi politik ekonomi diwarnai ketidakpastian," lanjut profesor bidang ekonomi itu.
Hendrawan tak menampik jika elektabilitas Ahok mengalami penurunan, salah satunya paling fatal karena pidatonya di Kepulauan Seribu yang menyinggung Al Maidah 51. Sementara soal sikap keras Ahok yang juga dianggap menurunkan elektabilitas, Hendrawan menampik.
"Salah satu kelemahan Ahok, orang ini tidak bisa pura-pura dan tidak pandai sandiwara," kata anggota DPR RI itu.
"Apakah ada pengaruh kami yakin ada, paling tidak jangak pendek. Apalagi kalau dikapitalisasi dengan hal yang menakutkan. Itu dalam rapat di DPP pun kami bicarakan (efek dari pidaito soal almaidah)," imbuhnya.
Berikut elektabilitas ketiga pasangan calon berikut hasilnya:
1. Ahok-Djarot: 27,5 persen
2. Anies-Sandiaga: 23,9 persen
3. Agus-Sylviana: 21 persen
Tidak tahu/tidak menjawab: 27,5 persen.
(dtk)
Posting Komentar
Facebook Disqus