Dilihat kali
Plt Sekda Karimun, Muhammad Firmansyah Pimpin Upacara Peringatan Hari Sumpah Pemuda ke 88 (Fhoto : Aljupri/realitasnews.com) |
Dalam sambutannya Firmansyah membacakan sambutan dari Menteri Pemuda dan Olah Raga, Imam Nahrawi yang menghimbau agar seluruh pemuda dan pemudi Indonesia dari Sabang sampai Merauke terus berjuang dan memberikan sumbangsih pemikiran dan gagasan untuk kesejahteraan dan kebesaran bangsa Indonesia di mata dunia serta tetap menjaga ke utuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Dalam pemaparannya Imam Nahrawi mengingatkan kalimat Bung Karno selaku tokoh pemuda pada masa itu yang meneriakkan kalimat yang sangat terkenal "Beri aku 1.000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya beri aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia".
Ia menjelaskan bahwa kalimat Bung Karno tersebut tidak hanya slogan semata saja, terbukti banyaknya pemuda Indonesia yang telah mampu menoreh prestasi yang mampu membuka mata dunia.
Pemuda pemudi Indonesia tersebut diantaranya : Rio Haryanto, pria berusia 23 tahun ini mampu menoreh prestasi ke level tertinggi balap mobil Internasional F1.
Demikian halnya dengan Owi - Butet berhasil meraih medali emas pada cabang olah raga bulu tangkis di ajang Olimpiade Rio De Jeneiro Brazil.
Tidak hanya di cabang olah raga, pemuda pemudi Indonesia lainnya yang telah membawa harum nama Indonesia adalah Joe Taslim aktor muda yang berhasil mengguncang panggung holywood melalui film Fast and Furious. Live Zheng sutradara muda berusia 27 tahun asal Blitar Jawa Timur ini mengguncang panggung perfilman hollywood melalui karya karyanya yang berkelas.
Di dunia musik, kita punya Sandhy Sundoro musisi muda Indonesia yang di usianya 28 tahun telah berhasil menyabet penghargaan internasional contest of young pop singer di Latvia pada 2009 dengan mendapatkan nilai nyaris sempurna dari seluruh juri.
Data BPS menyebutkan bahwa industri kreatif hari ini menyumbang tidak kurang dari 7 persen dari total produk domestik bruto (pdb) indonesia. Sebuah kontribusi yang tidak bisa dianggap kecil ditengah pelambatan ekonomi dunia. Hari ini, kita juga memiliki anak-anak muda potensial dibidang start up, yang omzetnya mengundang decak kagum pebisnis online dunia.
Ada Nadiem Makarim, pendiri go-jek, ada Achmad Zaky, ceo bukalapak dan ratusan ceo-ceo muda indonesia di bidang teknologi informasi yang dipercaya oleh perusahaan multinasional tahun 2015, dilaporkan terdapat 62 start up Indonesia yang kebanjiran dana investasi hingga puluhan triliun rupiah. Omzet belanja online (e-commerce) indonesia sendiri pada tahun 2015 dilaporkan telah mencapai rp. 200 triliun lebih (kemendag, 2015). Jika tren ini bisa dikelola dengan baik, maka perekonomian Indonesia akan maju pesat. Tentu, dengan catatan bahwa dari lalu lintas dan mata rantai bisnis online tersebut, para pemuda indonesia harus berada pada posisi sebagai produsen bukan sekedar sebagai konsumen.
Selain pencapaian di bidang teknologi informasi, kita juga punya anak-anak muda hebat sekelas Gamal Ali Bin Said, 27 tahun asal Malang Jawa Timur yang berhasil mencuri perhatian pangeran Charles Inggris atas inovasi asuransi bank sampahnya. Termasuk, beberapa waktu lalu kita juga dibuat bangga oleh diplomat muda indonesia, Nara Masista Rakhmatia yang mampu mengguncang persidangan PBB karena diplomasinya yang keras, cerdas dan tegas melindungi papua dari rongrongan negara-negara asing.
"Rasanya tidak cukup jika harus menuliskan seluruh nama pemuda yang telah mengharumkan nama Indonesia di Kancah Nasional. Hari ini adalah hari kebangkitan anak muda Indonesia," kata Firmansyah.
Intinya, kata Firmansyah, ucapan Bung Karno ini menjelaskan jumlah yang besar saja tidak cukup untuk menaklhukkan dunia namun harus diiringi kualitas yang baik.
"Semangat ini dapat dijadikan landasan untuk pemuda menuju MEA dan perdagangan bebas Asia dan dunia, mari kita buktikan dalam sejarah Indonesia untuk kesekian kalinya pemuda yang menjadi motor perubahan,"jelas Firmansyah.
Bonus demografi, lanjut Firmansyah, menjadi modal bagi bangsa Indonesia untuk melakukan percepatan pembangunan untuk mensejajarkan bangsa Indonesia dengan negara negara maju di dunia.
"Bonus demografi harus dibarengi dengan kwalitas atau Sumber Daya Manusia (SDM) yang tinggi," kata Firmansyah. (Jup)
Posting Komentar
Facebook Disqus