Dilihat kali
Bawor Warga Dam Baloi Kolam Korban Penembakan Saat Tim Terpadu Memberikan Surat Edaran (Fhoto : istimewa) |
BATAM, Realitasnews.com – Warga Dam Baloi Kolam kini masih trauma pasca
bentrok dengan tim terpadu yang terdiri dari TNI, Polisi, Satpol PP dan Ditpam
Otorita. Bentrok terjadi pada Kamis (22/9/2016) lalu yang membuat salah seorang
warga bernama Bawor yang mengaku paha belakang kaki sebelah kanannya terluka
akibat tertembak.
Bawor ketika ditemui
dirumahnya, Jumat (28/10/2016) sore di ruli Dam Baloi Kolam mengakui hingga saat
ini ia tidak mendapat sagu hati sebagai pengganti biaya perobatan kakinya yang
terluka.
“Lebih dari dua
minggu saya mas tidak bisa bekerja lantaran menderita luka tembak di sebelah
paha kaki kanan saya,” kata Bawor.
Bawor mengaku tinggal
di ruli Dam Baloi Kolam sejak tiga tahun yang lalu sebelumnya ia mengontrak
rumah.
Secara pribadi, kata
Bawor, Ia sangat mendukung program pembangunan pemerintah namun ia juga
menyebutkan agar sebelum melakukan penggusuran pihak pengembang PT Alpine Multy
Bracket atau Tim Terpadu duduk bersama dengan warga untuk mencari solusi tidak
melakukan penggusuran secara paksa.
“Kalau menggusur
dicari dulu solusinya sehingga warga dan pihak pengembang tidak ada yang
dirugikan,” tegas Bawor.
Bawor juga sangat
menyesalkan sikap anggota Kodim 0316 Batam yang lebih memihak kepada pengembang
tidak bersikap netral untuk melindungi rakyat.
“Padahal mereka
berasal dari rakyat untuk rakyat dan kembali ke rakyat,” kata Bawor dengan nada
kesal.
Bawor menceritakan
saat peristiwa penembakan kakinya terjadi, ketika ia tiba di lokasi warga dan
tim terpadu sudah bentrok dan sudah terjadi saling lempar lemparan, ia berniat
untuk menetramkan warga dan menyuruh warga mundur.
“Saya tiba dilokasi
sudah terjadi bentrok dan lempar lemparan, jadi untuk mencegah terjadinya hal
yang tidak diinginkan saya maju ketengah menyuruh warga mundur,” ujar Bawor
sambil mengangkat tangannya mempraktekkan gaya ia menyuruh warga mundur dengan
membelakangi Tim Terpadu.
Tiba tiba saja,lanjut
Bawor , terdengar suara tembakan dan saya lihat celana saya robek dan terluka.
“Saya baru sadar
bahwa kaki saya terluka akibat tertembak,” kata Bawor.
Bawor mengakui ia tidak
mendapat biaya perobatan dari tim terpadu dan kodim 0316 Batam.
“Biaya perobatan kaki
saya yang terluka dari sumbangan warga Dam Baloi Kolam,” jelasnya.
Kami juga warga
Negara Indonesia, kata Bawor, yang harus dilindungi dan diayomi oleh aparat
penegak hukum diantaranya TNI Angkatan Darat.
Kodim 0316 seharusnya
netral bukan malah memusuhi kami dan berpihak kepada pengembang.
“TNI itu digaji dari
uang rakyat, seluruh pakaian dinasnya, mulai dari sepatu dan kaus kakinya di
biayai dari uang rakyat seharusnya kodim 0316 Batam bersama rakyat membangun
Batam dan menjaga keutuhan NKRI,” tegas Bawor.
Intinya, lanjut
Bawor, kami sangat mendukung pemerintah menata kota Batam, “Tetapi mari kita
duduk bersama mencari solusi,” tegas Bawor.
Selama ini,kata
Bawor, tidak pernah pemerintah dan pengembang dan warga duduk bersama mencari solusi sehingga penggusuran
bisa berjalan dengan damai dan tertib.
(pay/IK)
Posting Komentar
Facebook Disqus