Ads (728x90)


postviews postviews postviews

Dilihat kali

Ali Fauzi Manzi saat memberikan pemahaman teroris kepada peserta Rakor FKUB Anambas (Foto:: batamtoday.com)

ANAMBAS, Realitasnews.com -   Forum Kerukunan Umat Beragama Anambas menggelar rapat koordinasi di Aula Hotel Terampa Beach,  Jumat (02/09/2016).

Ali Fauzi Manzi selaku nara sumber pada rapat koordinasi ini menjelaskan daerah perbatasan seperti kepri memiliki potensi sebagai markas atau tempat kelompok teroris.

Ia mengatakan sejak tahun 1999-2016 Batam dan Tanjungpinang merupakan "jalur emas" untuk memasok senjata dan menjadi markas kelompok teroris merakit bom.

"Kelompok teroris itu lebih memilih daerah perbatasan, karena aparat penegak hukum tidak bisa mengejar maksimal para kelompok teroris itu. Apalagi sebelum melakukan Bom Bali, kelompok teroris itu merakit di Pulau Kundur, Karimun, yang merupakan Daerah Provinsi Kepri, lalu membawa bom itu lewat Pulau Jawa‎," ujar Ali Fauzi Manzi dikutip batamtoday.com,  Jumat (02/09/2016).

Alumni Akademi Militer MILF ini menerangkan, para kelompok teroris mendatangkan komponen rakitan bom dari Malaysia, Singapura dan Filipina melalui jalur gelap yang tidak terjangkau oleh aparat penegak hukum.

"Mereka itu (kelompok teroris-red) memiliki pengalaman dan mereka sudah hapal wilayah-wilayah yang tidak terjangkau oleh TNI/Polri. Misalnya mereka dari Malaysia, namun mereka telah diintai oleh kepolisian, mereka langsung sigap untuk berlari ke wilayah Malaysia. Sehingga kepolisian tidak berani melewati perbatasan," terangnya.

‎Jumlah teroris di Indonesia, kata Ali  sangat banyak dan memiliki target sebanyak mungkin dan para kelompok teroris tersebut telah dididik di Afganistan dan Thailand.

Untuk itu dia berharap, seluruh elemen masyarakat dapat membantu TNI/Polri bekerja, memberikan informasi yang jelas kepada TNI/Polri‎.

"Saya tidak bisa menjamin suatu wilayah itu aman dari ancaman teroris. Tapi saya harapkan masyarakat harus waspada, bila ada orang yang mencurigakan segera lapor kepada TNI/Polri. Kelompok teroris ini susah dicari, mereka underground, untuk itu kita harus bantu TNI/Polri ‎bekerja," ujarnya.

Pria pengamat bom dan teroris ini menjelaskan kasus bom bunuh diri yang di dalam sebuah gereja medan itu belum ada apa apanya, karena dia hanya belajar dari internet.

"Kalau kelompok teroris itu belajar langsung dari luar negeri. Bahkan, komponen bom itu ada pada kebutuhan kita sehari-hari, seperti pada gula yang kaya glukosa, pupuk urea yang memiliki nitrogen tinggi. Ada satu lagi pupuk cap matahari, saya harap TNI/Polri bisa sigap untuk menggagalkan penyaluran pupuk itu," tegasnya (bto)

Editor  : Lamra