Dilihat kali
Ketupat (Foto : realitasnews.com) |
"Janurnya tidak ada, maka tidak ada ketupat. Berbeda dengan di Indonesia, ketupat mudah dijumpai saat hari biasa maupun hari raya," ungkap Heny, juru masak di Wisma Puri Mandiri yang menjadi kediaman resmi Konsulat Jenderal RI di Hong Kong,Rabu.
Dalam perbincangan dengan Antara, dia menuturkan,"kita ganti ketupat dengan lontong saja. Sama-sama berbahan dasar beras, hanya aroma dan cita rasa berbeda karena pembungkusnya juga berbeda."
Ketupat adalah makanan yang dibuat dari beras, dimasukkan ke dalam anyaman pucuk daun kelapa (janur) berbentuk kantong kemudian ditanak dan dimakan sebagai pengganti nasi.
Sedangkan lontong, pembungkusnya adalah daun pisang dan direbus. "Tidak sulit mendapatkan daun pisang di Hong Kong," katanya menambahkan.
Untuk gelaran "open house" di Wisma Puri Mandiri, disajikan kudapan lapis legit, bika ambon, asinan sayur, dan bakwan sayur yang disantap bersama cabe rawit dan saus kacang.
Sajian utama antara lain opor ayam, sambel goreng kentang, tekwan, sayur labu siam, krecek, dan lainnya.
Terdapat pula es buah dan potongan aneka buah segar. "Semuanya, kami siapkan dari kemaren sore, hingga tadi malam," tutur Heny.
Sementara Ella, yang telah lama berdomisili di Beijing mengobati kerinduannya pada ketupat dengan membuat lontong berbentuk bantal persegi empat yang dibungkus dengan plastik.
Di Beijing, sangat jarang menemukan daun pisang terlebih janur untuk membuat ketupat.
Lontong plastik berbentuk bantal persegi empat buatan Ella disantap bersama opor ayam dan gulai sayur.
"Menu ala kadarnya, untuk mengobati rindu kuliner Lebaran di Tanah Air," katanya, dalam postingan di layanan pesan singkat Wechat.
Selain mempererat tali silaturahmi WNI di mancanegara, Lebaran menjadi momentum untuk berpesta kuliner Nusantara, khususnya bagi masyarakat Indonesia di Tiongkok daratan.
Usai melaksanakan shalat Idul Fitri 1437 Hijriyah, masyarakat Indonesia pun berkumpul bersama dalam open house yang dilaksanakan KBRI Beijing dan Konsul Jenderal RI di Shanghai dan Guangzhou.
Masih minimnya restoran khas Indonesia di Tiongkok daratan, khususnya di Beijing, membuat Lebaran sebagai momen melepas rindu akan kuliner Nusantara.(antaranews.com)
Social Link